Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 149

Mendengar kalimat itu, James refleks menoleh padaku, sementara aku memandang Dion. Ekspresinya sangat tenang sangat mengucapkan kalimat tadi, bahkan tidak terlihat emosi apa pun, tapi kalimat itu terdengar mantap. Rasa sayang diungkapkan dengan baik, tapi tidak berlebihan atau terlalu terobsesi. Suasana hening beberapa detik. Dion seolah tidak peduli dengan keheningan itu, lalu berkata pada James, "Sekarang, di luar identitasnya adalah keponakanmu. Orang-orang di keluarga yang dulu sudah aku bereskan, jadi nggak ada yang akan berani bicara sembarangan. Tapi kalau bersamaku, nggak begitu nyaman. Jadi nanti kalau mau ada urusan, bawa saja dia ketemu orang-orang." James tersenyum sambil menggeleng, "Baiklah, kalau kamu sudah ngomong begitu, memangnya aku bisa nggak memberimu muka? Kebetulan, besok aku ada pameran lukisan yang sifatnya lelang, ikut aku ke sana." Kalimat terakhir itu James tujukan padaku. Aku langsung mengangguk, "Baik." Dion dan James mengobrol sebentar lalu masuk ke ruang

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.