Bab 33
Salim memelototinya.
"Istrimu sendiri, apa kamu nggak tahu apa yang terjadi?"
"Dengan keadaanmu seperti ini, bagaimana aku bisa mempercayaimu untuk menyerahkan perusahaan padamu?"
Wajah Riko sempat memerah karena marah, tapi segera menahannya. Riko mengepalkan tangan di kedua sisi tubuhnya lalu menundukkan kepala kepada ayahnya.
Salim menghela napas, lalu tiba-tiba teringat. "Kamu harus cepat-cepat menjemput nenekmu. Terlepas dari benar atau nggak berita ini, nggak ada jaminan Dion nggak akan menyebarkan omong kosong di depan nenekmu. Nenekmu menyukai Tiara. Kalau terjadi sesuatu padanya setelah mendengar berita ini, hidupmu akan hancur!"
"Ayah, aku mengerti."
Riko segera meninggalkan kantor, menelepon sopir untuk memberitahunya agar tidak mengantar Nenek Fia ke perusahaan Dion.
"Tapi ...."
Suara ragu sopir bergema di telepon, diikuti oleh suara Nenek Fia.
"Aku tutup teleponnya dulu."
Setelah itu telepon ditutup. Raut wajah Riko langsung menjadi suram, segera pergi ke garasi untuk meng

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda