Bab 78
Mendengar itu, Sania mengerjapkan bulu matanya yang panjang dan tebal, lalu bertanya dengan polos, "Melisa, kamu ngomong apa sih? Aku nggak ngerti."
Melisa menatapnya dengan dingin. "Nggak usah pura-pura! Sania, keadaan sudah begini, kamu masih mau sandiwara? Apa gunanya? Memangnya aku sebodoh itu sampai nggak bisa lihat kalau itu semua perbuatanmu yang disengaja?"
Sania masih tetap berpura-pura tidak mengerti, terus mengerjapkan matanya. "Melisa, aku benaran nggak mengerti maksudmu."
Melisa menggertakkan gigi dan melanjutkan pertanyaannya dengan nada menuduh, "Sania! Aku tanya padamu, apa karena kamu benci banget sama aku dan nggak mau tidur sekamar, makanya kamu pura-pura tidur sambil berjalan dan bawa pisau buat nakut-nakuti aku? Supaya aku nanti nggak berani lagi datang tengah malam mencarimu?"
Ekspresi wajah Sania terlihat tak berdaya. "Soal tidur sambil berjalan ini, aku juga dengar dari sepupumu. Maaf ya, Melisa, aku sendiri juga nggak ngerti kenapa bisa begitu."
"Hmm, mungkin a

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda