Bab 79
"Nenek," sapa Sania sambil mendekat. Dengan lembut, dia menuntun Risa untuk duduk di sofa.
Setelah duduk di sofa, Sania kemudian berkata, "Nenek, aku sudah salah bicara tadi. Tolong jangan marah lagi padaku, ya?"
Risa menghela napas panjang, lalu menoleh dan menatap Sania. Dengan nada serius, dia bertanya, "Sania, dulu aku memaksa Eric untuk menikah denganmu. Apa kamu juga menderita karena itu?"
Mendengar pertanyaan Risa itu, Sania langsung terkejut.
Dia buru-buru menyela, "Nenek, kenapa Nenek bisa sampai berpikir begitu? Aku sama sekali nggak menderita kok! Malah ... aku harusnya berterima kasih sama Nenek!"
"Nenek tahu 'kan, aku selalu menyukai Eric. Bisa menikah dengan pria yang aku cintai sendiri, itu hal yang sangat membahagiakan! Bagaimana mungkin aku merasa sedih?"
Mendengar pengakuan ini, raut wajah Risa yang semula diliputi kekhawatiran pun mulai terlihat lebih cerah.
Dia menatap Sania dalam-dalam, lalu tiba-tiba berujar dengan nada haru, "Sania, kamu sudah banyak berubah."
Se

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda