Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 15

Enzo meletakkan botol anggur. Nada suaranya terdengar santai. "Sama seperti harga rumah sewamu sebelumnya. Tiga juta sebulan. Cuci baju, masak, dan urusan rumah kamu yang urus. Jam sembilan malam harus sudah pulang." "Baik!" Laticia menghela napas. Dibandingkan tinggal bersamanya, dia lebih takut dengan pembalasan Ardo. Keduanya bukan orang baik, tapi setidaknya pilih yang risikonya lebih kecil. Tiba-tiba sepasang tangan besar mengangkat tubuhnya dari sofa. Enzo menatap gaun merah yang dipakainya dengan tatapan jijik. Dia mendorong punggungnya menuju kamar mandi di kamar tamu. "Buang gaun itu. Bersihkan semua baunya dari tubuhmu. Aku tunggu di kamar utama." "..." Benar saja. Sekalipun terluka, tetap tidak bisa lari. Laticia menatap dirinya di cermin, bekas tamparan masih terlihat jelas di wajahnya. Matanya penuh air mata tersakiti. Dia tidak pernah menyalahkan latar belakang keluarga. Dia merasa keluarga di mana dia dilahirkan adalah takdir. Selama berusaha keras, hidupnya pasti bisa b

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.