Bab 39
Dalam mata gelap Enzo muncul emosi yang rumit. Detik berikutnya, dia meraih kalkulator di meja, menekan beberapa tombol dan angka yang sangat besar langsung terpampang di depan Laticia.
"Kalau nggak mati, mari kita hitung utangnya. Sebelumnya kamu utang empat puluh empat juta empat ratus empat puluh empat ribu, sekarang tambah dua miliar. Utangmu semakin lama makin besar, tahu?"
Laticia menyipitkan mata, menghitung jumlah nol di layar kalkulator itu. Hatinya semakin lama semakin tenggelam. Dia menekan bibir, akhirnya menuliskan selembar surat utang.
"Aku hanya bisa membuat surat utang, aku cicil pelan-pelan."
Enzo menjilat ujung bibirnya, mata tajamnya berkilat dingin.
"Kalau kamu ikut denganku, utangnya lunas. Kamu akan punya uang jajan yang nggak akan habis. Nggak perlu cari kerja lagi. Bagaimana?"
Dia tidak mengerti, banyak wanita yang berebut ingin mendekatinya demi uang tapi tidak ada satu pun yang menarik perhatiannya.
Kesempatan sudah di depan mata, tapi wanita ini justru menola

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda