Bab 60
Di lorong kosong terdengar langkah kaki cepat, otak Laticia kosong, hanya kaki yang bergerak kaku ke atas.
Dia panik, tapi tahu kalau dia tidak boleh sampai ditangkap. Kalau kali ini tertangkap, pasti lebih parah dari sebelumnya.
Sial sekali, pacaran sebulan, paling hanya jalan-jalan di lapangan, tangan pun belum pernah pegang, malah sudah menjadi musuh.
Laticia panik dan berlari sampai lantai lima. Tubuhnya mulai lelah, tapi tetap memaksakan diri naik.
Kebetulan, ponsel di tangan tiba-tiba berdering. Suara dering yang tiba-tiba itu bergema di lorong seperti petir di bulan Agustus.
Dering itu mengungkap posisinya, langkah kaki di bawah semakin cepat.
Laticia semakin panik dan memegang ponsel yang masih terus berdering. Dia sebelumnya ingin cepat berlari ke atas. Ada Enzo di sini, Ardo pasti tidak berani macam-macam, tapi sekarang sepertinya dia tidak bisa sampai atas.
"Cia, ramalan cuaca bilang besok hujan. Besok pagi naik mobilku saja, kita ke kantor bersama!"
Telepon entah kapan dian

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda