Bab 11
Melihat Devan masih ingin mengatakan sesuatu, aku pun segera meninggikan suara untuk memotongnya. "Em ... Profesor Devan, ini sudah cukup malam. Perjalanan ke rumahku masih butuh lebih dari 40 menit, jadi aku pamit dulu."
"Bu Melia, biar aku antar."
Ucapan itu hampir membuatku stres seketika. Aku cepat-cepat berlari kecil menuju pintu. "Jangan, Profesor Devan, nggak perlu repot-repot. Ada sopir dari rumah yang menjemputku! Aku pergi dulu. Kalian istirahatlah lebih awal."
Aku berlari naik ke mobil seperti orang yang sedang melarikan diri dari bencana. Saat menutup pintu mobil, aku melihat Devan berdiri dengan kedua tangan di kantong, memandangku dengan senyuman di matanya yang tak bisa kupahami.
Tiba-tiba aku punya firasat. Apakah dia sudah mengenaliku sejak di Klub Gempita tadi?
Baru saja sampai rumah, ponselku berbunyi. Ada uang masuk ke rekeningku.
Saat kubuka, ternyata 100 juta.
Catatan di kolom keterangan tertera "Biaya les untuk Marcel."
Kalau 1 jam 1 juta, berarti 100 juta itu sa

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda