Bab 22
Tomy baru lepas dari pengaruh alkohol saat langit sudah terang. Sebuah surat tergeletak di samping kirinya.
Nama Nabila tertulis di amplop surat sebagai pengirim.
Tomy membuka amplop itu dan melihat ada tujuh halaman surat di dalamnya. Setiap halamannya penuh dengan tulisan tinta.
[Tomy, aku sudah pergi saat kamu membaca surat ini. Jangan tanya aku ada di mana. Setelah obrolan kita kemarin, aku jadi paham dengan masa lalumu. Aku bisa melihat luka-luka yang kamu sembunyikan. Aku kaget sekaligus tersentuh. Entah kenapa, perasaanku padamu juga berubah jadi simpati. Kalau waktu bisa diputar, aku pasti akan berusaha menyelamatkanmu. Tapi, nyatanya waktu nggak bisa diputar. Kamu dan aku akhirnya berjalan ke arah berlawanan, kita nggak mungkin bersatu.]
[Bohong kalau kubilang aku nggak pernah terbawa perasaan saat denganmu. Tapi aku tahu betul kalau itu bukanlah cinta, melainkan cuma dorongan sesaat dari hasrat. Tomy, kamu adalah pemimpin Pulau Mirana. Dibandingkan mengurus cinta-cintaan, aku

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda