Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 12 Bukan Salah Paham

Saat hampir pukul 6 pagi, seorang pasien dipindahkan dari unit gawat darurat karena mengalami patah kaki akibat kecelakaan mobil. Elbert adalah dokter bedah utamanya. Sebelum ini Angel mengira jika dia hanyalah seorang spesialis tulang belakang, tapi setelah itu Angel baru mengetahui jika pria itu adalah seorang spesialis ortopedi penuh, kecuali tangan dan kaki. Setiap orang yang mempelajari ilmu kedokteran mengetahui betapa sulitnya untuk berspesialisasi hanya di satu bidang. Memang benar jika setiap orang jenius itu berbeda, pasti terdapat orang jenius dalam setiap kelompok pertemanan. Pada pukul 8 pagi, Angel sedang berkemas untuk pulang kerja saat ponselnya berdering. Dia sedikit terkejut saat melihat nomor telepon yang tidak dia simpan di dalam kontak. Dia berjalan ke tempat yang sepi, lalu menjawab panggilan itu. "Halo, Pak Elbert." Elbert berkata, "Aku tunggu kamu di depan pintu." Angel langsung merasa cemas. "Apakah ada masalah?" Pria itu berkata, "Memangnya kamu nggak perlu sarapan?" Angel berkata, "Aku nggak makan sarapan." Elbert berkata, "Kalau begitu traktir aku makan." Jika pria itu ingin mentraktirnya, dia pasti akan menolak tanpa ragu. Jadi pria itu mengubah kata-katanya .... Angel berutang budi padanya, apalagi utang ini sangat besar. Dia turun dengan hati-hati, karena takut pria itu benar-benar menunggunya di depan departemen ortopedi. Untung saja tidak ada orang di lantai bawah departemen ortopedi, jadi dia bergegas berjalan ke pintu masuk utama. Dari beberapa meter jauhnya, dia melihat sebuah sosok sedang berdiri di antara kerumunan di dekat kantor keamanan. Elbert telah melepas jas putihnya dan mengenakan pakaian kasual pada saat ini, jadi tidak ada orang yang mengetahui jika dia adalah seorang dokter. Jika pria itu memakai topi atau masker, dia pasti akan dikira sebagai artis yang diam-diam datang ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Para dokter yang bekerja di shift pagi, termasuk para direktur dan wakil direktur dari berbagai departemen menyapa Elbert. Saat Angel hendak diam-diam mundur, pria itu menoleh ke arahnya dan melambaikan tangannya. "Aku di sini." Angel melangkah maju di bawah tatapan semua orang, ini adalah pertama kalinya dia merasa rendah diri. Dia tidak jelek, tapi tidak terlalu cantik. Sosok tubuhnya tidak terlalu buruk, tapi tidak seindah model. Elbert adalah seorang direktur, sedangkan dia hanyalah seorang perawat yang berbakat. Adapun untuk latar belakang mereka .... Sudahlah, lupakan saja. Elbert menyapa wakil dekan yang baru saja turun dari mobil. Wakil dekan bertanya, "Apakah kamu sudah sarapan?" Dia berkata sambil tersenyum, "Kebetulan aku mau makan bersama temanku." Wakil dekan melirik Angel sambil tersenyum dengan penuh makna. Angel tidak bertemu dengan orang dari departemen ortopedi, tapi hatinya sudah mendingin pada saat ini. Belasan menit kemudian, mereka berdua duduk berhadapan di dalam sebuah kedai mi yang kecil. Tidak lama kemudian makanan sudah disajikan, Elbert memakannya lalu berkata, "Rasanya sangat autentik." "Bos kedai mi ini adalah orang Kota Aldaka, rasa mi-nya sama seperti saat aku memakannya waktu kecil," ujar Angel. Pria itu berkata, "Waktu kecil, aku pernah tinggal di Kota Aldaka lebih dari setahun, aku bahkan nggak bisa terbiasa dengan makanan yang hambar setelah kembali ke Kota Garloka. Kakekku sampai minta aku untuk menikahi wanita dari Kota Aldaka setelah tumbuh besar." Angel tidak ingin berpikir terlalu banyak. "Ada banyak wanita cantik di Kota Aldaka, kamu bisa pergi ke sana kalau ada waktu luang." "Kapan biasanya kamu pulang ke Kota Aldaka?" tanya Elbert. "Saat libur panjang akhir tahun," jawab Angel. Elbert memakan mi-nya, lalu berkata, "Kalau begitu, aku akan menemuimu pada akhir tahun." Angel sudah merasa waspada, bahkan menolak dengan halus, tapi pria itu tetap menyerangnya tanpa henti. Setelah ragu-ragu sejenak, dia berkata, "Ucapanku pasti akan terlihat terlalu percaya diri bahkan sedikit nggak tahu terima kasih, aku harap kamu nggak keberatan." Pria itu mendongak untuk menatapnya. "Kamu adalah orang yang baik hati dan suka menolong, tapi orang lain pasti salah paham. Mereka kira kamu menghadapi orang itu karena aku. Kamu merasa nggak ada yang salah dengan perbuatanmu, tapi aku memedulikan pendapat atasan dan rekan kerjaku," ucap Angel. "Jadi aku harap semuanya bisa semurni hubungan kita." Angel merasa Elbert pasti akan memahami maksudnya, karena dia bukan orang yang bodoh. Dia tidak mungkin memiliki hubungan selain rekan kerja dan teman dengannya. Elbert mendengar dengan serius, lalu berkata dengan perlahan, "Bukan salah paham."

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.