Bab 13 Kita Tidak Akrab
Elbert menatapnya lekat-lekat. "Kalau cuma satu atau dua orang yang pikir seperti itu, itu mungkin salah paham. Tapi kalau semua orang pikir seperti itu, maka itu adalah kenyataan."
Angel, "..."
Pria itu berkata, "Aku memang mau mendekatimu."
Angel bertanya dengan bingung, "Kenapa?"
Elbert bertanya, "Kenapa kamu nggak mau aku mendekatimu?"
"Kita nggak akrab," jawab Angel.
Pria itu tersenyum dengan tulus. "Kakak, aku cuma mau mendekatimu, bukan menikahimu dengan paksa."
Panggilan ini membuat lengan Angel kesemutan.
Ini adalah jawaban yang mudah, entah sudah berapa kali dia mengatakan jawaban seperti ini pada orang-orang.
"Kita nggak cocok," kata Angel dengan ekspresi datar.
Elbert berkata dengan perlahan, "Apakah kamu bisa mengatakannya dengan jelas?"
Entah apa yang salah dengannya, Angel berkata tanpa ragu-ragu, "Meskipun aku mengajak pria lain untuk tidur bersama, aku nggak suka pria yang ajak wanita lain untuk tidur bersama."
Meja mereka terletak di sudut kedai. Suara Angel tidak terlalu keras, tapi orang di meja seberang langsung diam-diam melirik mereka setelah mendengar dua kata terakhir.
Sikap jujur Angel sama sekali tidak terkalahkan.
Setelah mendengar ini, Elbert sama sekali tidak marah, dia malah terkekeh. "Akhirnya kamu bersedia kasih status untukku."
Angel mengedipkan matanya tanpa mengatakan apa pun.
Pria itu berkata, "Saat kamu mengajakku pada malam itu, aku langsung tahu kalau kamu adalah penolong di Jalan Diran."
"Jangan bilang kamu jatuh cinta pada pandangan pertama?" ujar Angel dengan ekspresi serius.
Elbert berkata, "Nggak, aku mengikutimu ke hotel karena tertarik dengan kecantikanmu. Tapi setelah tidur bersama, aku merasa kita bisa jalani hubungan ini dengan lebih serius."
Kedua orang di meja seberang sudah tidak memakan mi mereka lagi, karena mereka lebih tertarik untuk mendengarkan percakapan mereka berdua!
Angel juga tidak menyangka jika pria ini akan mengatakannya dengan begitu lugas, jadi dia terdiam selama beberapa saat.
Pria itu bertanya, "Apakah menurutmu pada malam itu aku melakukannya dengan buruk?"
Wajah Angel langsung memerah, menahan keinginannya untuk meninggalkan tempat ini.
Elbert malah berkata dengan santai, "Nggak apa-apa, kamu bisa bilang apa yang menurutmu kurang baik."
Angel berkata sambil pura-pura tenang, "Aku nggak mau berhubungan lagi dengan orang yang pernah kutiduri. Kalau aku tahu kita akan bertemu lagi, aku nggak akan menemuimu."
Elbert bertanya, "Bukannya itu pertama kalinya kamu melakukan hal itu?"
Tubuh Angel menegang. "Kata siapa itu adalah pertama kalinya bagiku?"
Pria itu merendahkan suaranya. "Waktu itu tubuhmu terus gemetar."
Angel menggertakkan giginya, dia tidak pernah menyangka akan memiliki kesempatan untuk melakukan hal itu dalam kehidupan ini. Dia ragu-ragu untuk waktu yang lama sebelum berani mengajak Elbert.
Pada saat itu, Angel merasa jika dia lebih tampan daripada Mark.
Angel berharap ditolak oleh orang asing ini, agar hatinya bisa tersadarkan oleh ekspresi jijik pria ini.
Hanya saja dia tidak menyangka jika Elbert akan menyetujuinya dengan begitu cepat.
Pada saat itu dia langsung menyesal dan ingin kabur, tapi suara lain di dalam hati memintanya untuk tinggal.
Mark menganggapnya sebagai teman seks.
Kenapa dia tidak boleh memiliki teman seks?
Saat berada di atas tempat tidur hotel, Angel berusaha untuk menahan tubuhnya agar tidak gemetaran dan mengira Elbert tidak menyadarinya.
Mereka saling bertatapan di atas meja kedai mi.
Pria itu kembali berkata, "Nggak peduli apa yang buat kamu merasa sedih pada malam itu, setidaknya kamu sempat melupakan hal itu saat sedang bersama denganku. Bukankah ini artinya aku pernah membuatmu bahagia?"
Raut wajah Angel terus berubah, pada akhirnya dia memasang ekspresi datar.
Dia bertanya, "Kamu mau cari pasangan teman seks yang tetap?"
"Aku nggak nyangka kamu akan pergi pada malam itu."
"Kalau aku nggak pergi, apakah kamu mau berkencan denganku?"
Elbert bisa mendengar nada sarkasme dalam ucapannya, dia berkata dengan tatapan yang jujur, "Kakak, bukannya kamu juga tertarik denganku karena ketampananku? Jangan munafik."
Angel merasa malu dan marah karena pikirannya diekspos oleh pria ini. Tapi begitu mengingat mereka pernah melihat tubuh telanjang pihak lain, hatinya kembali menenang.
Dia berkata, "Karena nggak ada yang dirugikan, maka hubungan ini akan berakhir di sini. Aku nggak mau teman seks berubah jadi temanku. Mulai saat ini, hubungan kita cuma sebatas rekan kerja."
Angel langsung berdiri dan pergi tanpa menunggu jawaban pria itu.
Elbert tidak mengejarnya, dia berkata, "Istirahatlah dengan baik di rumah.