Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 15 Memang Rendahan

Hati Angel sedikit tersentuh setelah mendengar ini. Ternyata saat seorang pria mengatakan jika dia tidak mengetahui kesalahannya, itu hanyalah sebuah omong kosong. Semakin dia marah, ekspresinya semakin menenang. Angel berkata, "Untung saja kamu nggak mengakuinya, kalau nggak, aku nggak tahu bagaimana harus bilang putus denganmu." Dada Mark terasa sesak, dia terdiam selama beberapa saat sebelum berkata, "Hubungan kita masih baik-baik saja sebelum aku pergi dinas, apakah karena aku nggak jawab panggilanmu pada beberapa hari itu?" Angel merasa jijik saat mengingat kembali ucapan Mark dengan Jessica. Dia bertanya, "Apakah kamu mau dengar ucapan yang jujur?" "Mau," jawab Mark." Angel berkata, "Aku mengakui kalau aku punya banyak fantasi tentangmu sebelum kita bersama, tapi setelah kita bersama .... Hm, bagaimana aku harus menjelaskannya? Lebih baik aku hidup dalam fantasi." Dia sengaja membuat kata-katanya terdengar tidak jelas. Benar saja, pria itu langsung terpancing. "Apa maksudmu?" Mark mulai memikirkan kemampuannya di atas tempat tidur. Angel berkata dengan tenang, "Aku nggak punya maksud apa pun, kita sedang pacaran, bukan menikah. Kamu memang sangat bijaksana karena nggak mempublikasikan hubungan kita. Dengan ini, kita nggak cuma bisa berpisah dengan damai, tapi juga nggak akan dibicarakan oleh orang-orang. Ini adalah hal yang baik." Mark berkata, "Kamu menyalahkanku karena nggak mau mempublikasikan hubungan kita?" Angel menarik napas dalam-dalam di depan Mark. "Kita cuma putus. Aku nggak mau merepotkanmu dan juga nggak mau menyalahkanmu. Tapi kalau kamu terus bersikap seperti ini, aku merasa ini akan merusak citramu di mata orang lain." Setelah mengatakan ini, Angel kembali berkata, "Pak Mark, ada banyak orang di rumah sakit yang menyukaimu, bahkan ada dua orang di dalam departemen. Kamu nggak perlu khawatir, nggak akan ada orang lain yang tahu hubungan kita. Kalaupun ada, sudah pasti bukan aku yang menyebarkannya." Mark menatap ekspresinya yang terlihat tidak berperasaan. Awalnya dia khawatir Angel akan terus menempel padanya setelah mereka putus. Tapi jika dilihat dari situasi saat ini, malah dia yang terlihat menempel padanya. Hati Mark kehilangan ketenangannya untuk sesaat, tapi dia kembali berkata dengan tenang, "Apakah kamu yakin?" Angel mengutuknya di dalam hati, tapi tetap berkata dengan tenang, "Kamu nggak perlu khawatir, aku pasti nggak akan tiba-tiba datang mengganggumu." Ekspresi Mark semakin memasam. "Apa yang kamu butuhkan?" "Apa?" Pria itu berkata, "Aku belum pernah kasih kamu apa pun setelah kita bersama untuk waktu yang lama." Angel mengira rasa jijik bisa mengalahkan cinta. Hanya saja hatinya tetap tersentuh setelah mendengar ini. Dia sama sekali tidak bisa tertawa lagi. Angel berusaha membuat dirinya tetap terlihat tenang. "Kalau begitu, aku harap kamu jangan pernah bilang pada orang lain kalau kita pernah pacaran." ... Mark sudah pergi selama belasan menit, tapi ucapan Angel masih terus terngiang-ngiang di dalam benaknya. Permintaannya untuk putus sangat tiba-tiba, bahkan alasannya juga tidak terduga. Selain itu, Angel meminta agar dia tidak pernah memberitahu orang-orang jika mereka pernah berpacaran. Apa maksudnya? Apakah berpacaran dengannya adalah hal yang begitu memalukan? Apakah dia melakukan kesalahan? Atau Angel memang merupakan orang yang berhati dingin dan hanya ingin bermain-main dengannya? Mark mengira kemarin Angel ingin putus dengannya hanya untuk mengujinya. Tapi jika dilihat dari situasi hari ini, wanita itu benar-benar ingin putus. Dia masuk ke dalam mobil dengan ekspresi masam, lalu ponselnya berdering. Saat melihat nomor yang tidak dikenal, dia langsung merasa kesal. Mark membiarkan ponselnya berdering selama beberapa saat sebelum menjawab panggilan itu. Kalimat pertama Jessica langsung memarahinya. "Kenapa kamu jawab panggilanku selama ini?" Dulu Mark akan menjelaskan alasannya, tapi sekarang dia sedang merasa kesal. Jadi dia hanya mengucapkan dua kata. "Lagi sibuk." "Kamu lagi di mana?" tanya Jessica. "Di rumah sakit," jawab Mark. "Apakah kamu punya jadwal kerja hari ini?" tanya Jessica. Mark mengerutkan keningnya. "Ada apa?" "Datang temui aku, aku merindukanmu," kata Jessica. Mark berkata, "Aku masih punya urusan." Jessica berkata dengan manja dan arogan, "Aku mau kamu menemuiku, apakah kamu nggak merindukanku?" Entah kenapa Mark teringat dengan Angel. Dulu saat Angel meneleponnya, Mark tidak perlu menjelaskan apa pun. Selama Mark mengatakan dia sedang sibuk, wanita itu akan merendahkan suaranya, lalu memutuskan panggilan. Tidak ada tuduhan, keluhan atau amarah.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.