Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 3 Lebih Banyak Jangan Banyak Masalah

Angel disuruh untuk menemani Elbert keliling. Meski mereka berjaga jarak, jarak di antara mereka sangatlah jauh, seperti muat satu orang lagi. Sebenarnya Angel takut Mark akan tiba-tiba mengungkit hal semalam di saat tidak ada orang. Namun, 40 menit sudah berlalu, Elbert tidak mengungkit hal itu seperti benaran hanya pernah melihat Angel sekali saja. Malam itu, Angel mengenakan baju untuk melakukan hal itu. Selesai menemani dia keliling, Elbert juga berkata dengan sangat sopan dan sungkan, "Terima kasih telah menemaniku keliling begitu lama, kamu kembali kerja dulu, berharap nggak menunda banyak pekerjaanmu." Angel, "Selamat datang Pak Elbert, kelak kalau ada kelalaian dalam kerja, harap Anda ingatkan." Elbert tersenyum. "Di sini kamu adalah seniorku, kelak aku yang butuh perhatianmu." Angel tidak bisa memastikan omongan Elbert ini termasuk bercanda atau tidak karena tidak ada kepala departemen yang meminta perhatian suster. Ditambah wajahnya membuat pasien tidak bisa tenang, dia tidak termasuk ganteng, terlihat seperti pria nakal. Karena itu juga membuat Angel semalam yakin kalau dia itu pemain dalam hubungan intim, tak disangka dia adalah dokter, bahkan dewa ortopedi. Meski berpikir begitu, Angel tetap tersenyum sambil menganggukkan kepala dan melihat dia pergi. Melihat kepergian Elbert, Angel mulai tidak tenang. Angel tidak bisa menebak pemikiran asli Elbert, apa benar dia tidak ingat dirinya? Atau seperti pemikirannya kalau dia hanya anggap dirinya dari teman hubungan intim jadi rekan kerja untuk tidak ada banyak masalah? Kalau memang seperti itu, kenapa dia perlu mengungkit kecelakaan di Jalan Diran? Angel berdiri diam di sana, lalu ada yang melewati belakangnya dan tidak berhenti. Orang itu adalah Mark. Angel mengerutkan dahi, kalau bertemu Elbert di rumah sakit adalah balasan, bertemu dengan Mark adalah sial. Kehidupan lalu buat dosa apa sih, bisa-bisanya dua teman hubungan intim jadi rekan kerja? Setelah dia kembali ke stasiun perawat, Angel langsung dikelilingi banyak perawat, tentu saja untuk tanya hal Elbert. "Apa Pak Elbert sudah punya pacar?" Angel, "Menurutmu waktu sesingkat itu membuat kami bisa seakrab itu sampai tanya masalah pribadinya?" "Pak Elbert kerja di sini untuk sementara waktu atau jangka panjang?" Angel, "Sarankan naik ke atas dan tanya direktur departemen." "Aku lihat Pak Mark dan Pak Elbert saling menyapa, apa mereka adalah teman?" Sebenarnya Angel juga ingin tahu jawaban tentang hal itu. Namun, dia bilang, "Aku nggak tahu." "Jadi kamu begitu lama bersama Pak Elbert, apa saja yang kalian bilang?" Angel, "Bilang padanya di departemen ini siapa saja yang masih lajang." "Benarkah?" Angel hanya menarik napas, lalu pergi. Rumah Sakit Siloma punya tiga sif, perawat perlu kerja tiga hari di pagi sampai sore, sehari kerja sampai malam, seharinya lagi kerja tengah malam dan diberi dua hari libur. Hanya saja di Rumah Sakit Siloma boleh memilih mau masuk di sif mana, kalau di rumah sakit negeri setiap perawat harus bekerja di sif yang berbeda. Dikarenakan gaji sama, jadi tidak ada yang suka kerja tengah malam yang dimulai dari jam 12 malam sampai jam 8 pagi. Setelah Angel masuk pagi sehari, dia mengajukan untuk kerja tengah malam, alasannya hanya satu saja. Mark sudah menjadi wakil kepala, jadi dia hanya bekerja sif malam satu hari dalam sebulan. Kalau tidak bisa memastikan diri sendiri tidak bertemu dengannya, pilihlah jarang bertemu dengannya. Namun, tindakan Angel malah membuat pesaing yang mau menjadi kepala perawat dan rekan lain menyindirnya secara diam-diam. "Dia sengaja menunjukkan dirinya rajin ya? Selain tikus, aku belum pernah lihat ada yang suka kerja tengah malam." "Tujuannya jelas banget, dia pasti mau cari muka pada kepala." "Menjijikkan, jelas-jelas dia tahu aku sedang hamil dan nggak boleh kerja tengah malam." "Putraku baru umur setahun, dia pasti sengaja menindas kita dua." "Tak heran sudah umur 28 tahunan masih nggak ada pacar dan nggak menikah, emang bisa kenapa kalau dia jadi kepala perawat?" Tidak ada gosip yang bisa dirahasiakan, tak lama semua kata itu sudah disampaikan ke Angel. Angel tidak peduli, emang kenapa kalau menikah? Dia pernah melihat suami rekan kerjanya yang sedang hamil keluar dari hotel bersama wanita lain. Emang kenapa kalau punya pacar? Mungkin pacar yang dia kira itu juga pacar orang lain. Memang sialan, pacar yang dibagi. Rekannya yang sudah hamil lima bulan duduk di samping Angel dan menelepon suaminya. Pria yang di ujung telepon itu terdengar sangat perhatian. Namun, Angel yakin pria itu pasti sangat senang karena tidak perlu mencari alasan tidak pulang rumah. Alat panggilan darurat di depan berkedip, ada pasien yang menekan bel. Rekannya abaikan, Angel yang angkat. "Halo, apa ada yang bisa dibantu?" "Tolong kemari." "Baik, tunggu sebentar." Angel segera ke bangsal VIP, lalu mengetuk pintu dan masuk. Pria yang kakinya terkilir dan sedang berbaring itu berkata, "Aku mau ke toilet, tolong papah aku." Angel, "Aku bantu Anda panggil perawat pria." Pria itu bertanya, "Apa kamu nggak bisa memapahku?" Angel, "Aku hanya bisa memapah Anda sampai depan toilet, takutnya setelah Anda masuk perlu bantuan ...." Pria itu berkata, "Kamu bantu aku berdiri dulu, kalau nggak bisa, kamu baru panggil yang lain." Angel berjalan ke depan untuk membuka selimut, baru buka sampai bagian kaki, Angel langsung tutup. Pria itu memang pakai baju, tapi dia tidak memakai celana, bisa dibilang bagian bawahnya telanjang.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.