Bab 10
Sigit duduk terpaku di sofa. Entah sudah berapa lama berlalu, hingga dering telepon yang tiba-tiba berbunyi baru membangunkannya dari lamunan.
"Pak Sigit, gaun pengantin yang dipesan Nona Wulan sudah selesai, tapi kami nggak bisa menghubunginya."
"Boleh saya tanya, soal gaun pengantin ini ... "
Mata Sigit tiba-tiba berbinar.
Benar, pernikahannya dengan Wulan akan dilangsungkan tiga hari lagi.
Menikah dengan Sigit adalah impian Wulan selama ini.
Dia yakin, pada hari pernikahan nanti, Wulan pasti akan muncul.
Semua yang terjadi sekarang hanyalah cara Wulan merajuk dan membuatnya menunduk meminta maaf.
"Kirim saja ke alamat yang tertera."
"Baik, Pak Sigit."
Setelah menutup telepon, Sigit bangkit dari sofa dan membuat unggahan di Facebook-nya.
[Wulan, aku tahu kamu pasti bisa melihat unggahan ini. Menghilang untuk memaksa aku minta maaf, cara seperti itu terlalu rendah. Aku nggak akan mencarimu. Tiga hari lagi, kalau kamu nggak datang ke pernikahan, banyak orang yang bisa menggantikanmu.]

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda