Bab 14
Saat Sigit berbalik, amarah di matanya nyaris berubah menjadi nyata.
Begitu sosoknya benar-benar menghilang, barulah Wulan yang sedari tadi di lantai atas perlahan turun ke bawah.
"Sudah siap semua barangnya?"
Yogi tersenyum dan menoleh, tidak lagi menyisakan sikap tinggi hati seperti saat menghadapi Sigit.
Wulan mengangguk pelan, sorot matanya rumit.
Hari itu, tidak lama setelah dia diselamatkan oleh Yogi, dia langsung jatuh pingsan.
Ketika terbangun kembali, dirinya sudah berada di ranjang Yogi.
Awalnya, Wulan hanya ingin berterima kasih, tetapi tidak disangka Yogi malah menyatakan perasaannya.
Saat itulah Wulan baru tahu, orang yang dulu menyelamatkannya dari tangan penculik bukanlah Sigit, melainkan Yogi.
"Wulan, aku tahu kamu belum bisa menerima perasaanku sekarang. Nggak apa-apa, kita masih punya banyak waktu."
"Hanya saja sebelum itu, mungkin aku perlu kamu menemaniku ke luar negeri sebentar. Dokter yang kutunggu sejak lama akhirnya punya waktu. Aku harus menjalani latihan pemul

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda