Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1803 Kematian Tragis

Cardinal langsung mengeluarkan perintahnya, “Saat ini tubuh suci telah berhasil ditempa, kita hanya perlu menyelesaikan tahap selanjutnya. Bawakan aku semua garis keturunan langsung dari keluarga Irons. Kita akan segera menawarkannya kepada tubuh suci!” "Siap!" Sepuluh menit kemudian selusin orang dengan tubuhnya yang dililit oleh rantai besi telah berhasil dibawa ke sini. Di antara para tahanan itu terdapat sosok pemimpin yaitu Vulcan dan Asger. Pada saat itu wajah keduanya terlihat kecut. Mereka tidak bercukur dan tampak sedikit kuyu. Setelah mereka masuk kedalamnya mereka melihat ke arah kuali dengan api yang tengah menyala-nyala. Asger dan keluarganya sangat menyadari apa yang ingin dilakukan oleh sekelompok orang ini terhadap mereka. “S*tan kalian semua! Karma pasti akan menghukum para perampok sepertimu!” Asger tidak merasa ragu untuk memulai babak baru dalam melakukan pelecehan secara verbal. Kardinal berjalan mendekat dan menampar wajah Asger hingga keras, “Ini adalah dunia di mana hukum rimba masih berlaku. Apakah kau masih perlu menghukumku? Menurut legenda, garis keturunan langsung dari Keluarga Irons merupakan campuran dengan garis keturunan Black Cooter atau Penyu Cangkang Hitam. Hari ini, aku akan menyaksikan sendiri jika legenda itu memang benar adanya. Lakukanlah!" Keturunan langsung dari keluarga Irons telah ditangkap secara paksa dan didorong ke sisi lain dari tungku peleburan setelah mendengar suara itu. Sayangnya semua usahanya menjadi sia-sia. Akhirnya tak perlu waktu lama satu orang dari keluarga itu mulai dilemparkan ke dalam tungku yang tengah mendidih. Sontak kumpulan api suci itu mulai menelannya dalam sekejap mata ketika dia terjatuh ke dalamnya. Tubuhnya benar-benar telah habis dilalap api, tidak meninggalkan jejak dirinya sedikitpun. Namun, setetes esensi darahnya yang berkilau dengan cepat telah diserap oleh kuali yang tengah mendidih dan memasuki tubuh suci. Sekilas tampak seberkas cahaya berwarna merah darah terpancar. “Legenda itu memang benar. Garis keturunan Black Cooter yang mistis memang nyata ada di dalam garis keturunan keluarga Irons. Cepat dorong mereka semua untuk masuk ke dalam api!” seru Cardinal dengan penuh semangat. Untuk sementara, serangkaian jeritan serta ratapan terdengar dari arah Studio. Vulcan dan Asger benar-benar merasa khawatir pada saat ini. Awalnya mereka ingin melawan, tetapi sayangnya mereka tidak berdaya untuk melakukan hal itu. Ketika orang-orang itu mulai mendekati mereka, ilmu kultivasi yang mereka miliki seketika menghilang. Saat ini mereka hanyalah sekelompok orang cacat yang tidak terbiasa dengan pekerjaan fisik apa pun. Tidak mungkin mereka akan tahan dengan perlakuan tidak manusiawi seperti ini. “Kalian semua pasti akan menderita dengan kematian yang sangat tragis! Kalian semua akan mati dengan tercela!” Vulcan dan Asger mengeluarkan raungan keputusasaannya dan juga kemarahan yang tak ada habisnya saat mereka melihat keluarga mereka didorong masuk ke dalam tungku satu per satu. “Bahahaha! Hemat energimu dan pergilah ke dalam neraka!” Tawa melengking keluar dari bibir Cardinal. Kuali itu tampak dipenuhi dengan cahaya berwarna merah darah karena semakin banyak anggota keluarga Irons yang didorong masuk ke dalam tungku. Pada saat yang sama, tubuh para anggota keluarga yang sudah berada di dalam kuali panas itu menjadi gelisah. Bunyi suara seperti kacang goreng yang tengah berasal dari tubuh mereka terdengar semakin keras hingga seperti bunyi suara petasan. Ini merupakan indikasi bahwa penempaan tubuh mereka berada di jalur yang benar. Sebentar lagi giliran Asger dan Vulcan yang akan direnggut dan dilemparkan ke dalam tungku yang mendidih oleh sekelompok orang ini. Pada saat itu, seorang murid Api Abadi bergegas masuk kedalam ruangan dengan wajahnya yang sangat panik. “Sesuatu yang buruk sedang terjadi, Cardinal dan The Great Guardian!” "Mengapa kau terlihat panik?" Cardinal memutar tubuhnya dan memaki murid itu dengan keras sambil memelototinya. Kulit wajah murid itu seputih kain, dan keringatnya mengucur dengan deras. "Seseorang telah menerobos masuk ke tempat ini!" "Apa?" Semua orang yang ada di ruangan itu sangat terkejut ketika mendengar ucapannya. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa seseorang akan memulai dengan pertumpahan darah hanya untuk masuk ke dalam markas Api Abadi. Lagi pula, markas besar yang terletak di sebuah lokasi misterius itu tidak pernah diketahui siapa pun, belum lagi karena Sekte Api Abadi ini juga dipenuhi dengan para anggota sekte yang kuat. "Siapa orang yang kau maksud?" “Dia adalah seorang pria berusia awal tiga puluhan. Dia telah menangkap Penjaga Kesembilan dan menyatakan bahwa dia datang ketempat ini untuk mengambil senjata miliknya,” lapor sang murid itu. "Penjaga Kesembilan telah memberitahuku bahwa Penjaga Kedua telah mati di tangannya." Cardinal dan Great Guardian saling bertukar pandang ketika mereka mendengar berita yang disampaikan. Alis mereka langsung berkerut. “Penempaan tubuh suci telah mencapai saat yang paling kritis, namun kehadiran seseorang ini sepertinya akan menimbulkan masalah yang cukup besar. Chax, kumpulkan beberapa orang dan pergilah, habisi penyusup itu.” “Kardinal dan Great Guardian, kalian berdua harus pergi keluar dan melihat dengan mata kalian sendiri,” jawab sang murid itu dengan cepat. "Orang itu... Mungkin dia sudah memiliki kemampuan yang berada diatas puncak Transformasi." "Puncak Transformasi?" Ekspresi Cardinal dan Great Guardian tampak sedikit tenggelam. “Jika dia benar-benar berada di puncak Transformasi, Chax dan yang lainnya tidak akan bisa menghadapinya,” sang Great Guardian memberikan alasan. “Cardinal, karena tubuhnya sudah terbentuk, kita harus keluar dan memeriksanya untuk mencegah masalah yang timbul.” "Baiklah!" Sekelompok orang itu buru-buru bergegas keluar dari dalam studio, hanya menyisakan beberapa orang murid disana untuk menjaga keberadaan Vulcan dan Asger. Kedua sosok ini langsung melirik satu sama lain seolah-olah mereka telah menemukan sesuatu. "Ayah, apakah Tyr ada di sini?" Kilatan cahaya yang terang tampak melintas di dalam keputus asaannya. “Dia bilang dia akan kembali untuk menukar baju besi itu dengan Pedang Surgawi miliknya. Dia pasti sudah mendengar berita tentang keluarga kami yang telah berhasil dimusnahkan. Jadi, dia pasti ada di sini untuk mencari pedangnya.” Vulcan hanya mengangguk dan kembali menambahkan, “Ya, seharusnya dia ada disini. Mungkin, tidak akan pernah ada sosok puncak Transformasi lainnya yang berada di usia tiga puluhan di planet ini.” Vulcan dan Asger kembali melihat sedikit harapan lagi, tetapi mereka segera mendapati diri mereka memikirkan hal lain. “Tapi ada banyak sekali pejuang transenden di Sekte Api Abadi ini. The Great Guardian dan Cardinal keduanya telah berada di puncak Transformasi. Bahkan jika Tyr ada di sini, sepertinya dia bukan lawan yang pas buat mereka.” ucap Asger. “Mungkin bukan itu! Asger, apakah kau ingat ketika Tyr dan Vlad datang menemui kita untuk memperjuangkan baju besi? Apa alasan mereka melakukannya?” Vulcan menggelengkan kepalanya berulang kali. Asger buru-buru menjelaskan, “Itu karena baju besi itu dapat menahan lahar yang panasnya seperti di neraka sewaktu dia memasuki Mata Iblis. Mereka ingin masuk ke lokasi itu dengan tujuan untuk mendapatkan Medan Naga di Gunung Helsby. Itu bisa membantu mereka untuk menjadi seorang Demigods. Ayah, setelah Tyr kembali untuk mengembalikan baju itu kepada kita, apakah itu artinya…?” "Betul sekali." Wajah Vulcan akhirnya tampak disinari dengan senyuman. “Dengan kata lain, Tyr... Telah menjadi seorang Demigod!” *** Pada saat yang sama, di luar Pulau Inferno. Ketika mereka tiba di pulau itu, sebelum kapalnya bersandar, Tirich langsung melompat dari atas kapal dan berlari ke Pulau Inferno dari arah yang berbeda. Menurut pendapat Tirich, kekuatan yang dimiliki oleh Tyr telah berada di puncak Alam Transformasi. Dia menolak untuk percaya bahwa Tyr dapat menyebabkan kehebohan di Pulau Inferno. Bagaimanapun juga, beberapa orang penjaga tampak berada dalam ritual khusus yang telah mencapai puncak Transformasi. Itulah alasan Tirich bertindak dengan cara seperti ini. Dia sengaja membawa Tyr ke sini untuk membunuhnya dengan bantuan para penjaga lain yang ada di Pulau Inferno. Tyr tampak berdiri di sana menyaksikan Tirich yang tengah melarikan diri tanpa mengejarnya. Tentu saja, dia tahu mengenai rencana yang telah di atur oleh orang ini, tapi dia tidak terburu-buru. Semua rencana dan juga konspirasi tidak berarti sedikitpun di hadapan kekuatan absolutnya. Tyr berjalan dan melompat dari atas haluan ketika kapal merapat. Pria itu tampak tercengang ketika melihat ke atas langit yang berwarna ungu, juga tanah ungu dan berbagai macam tanaman yang tumbuh di tempat itu dengan warna ungu. Lagi pula, hampir tidak mungkin melihat lingkungan seperti ini di dunia luar. Sejumlah besar pengikut Api Abadi mulai mendekati Tyr yang ada di depannya. Selain Tirich, ada juga seorang pria berpenampilan brutal yang tampak memimpin pasukan itu. Tubuhnya bertelanjang dada dan memegang sebuah pedang yang besar berwarna merah muda.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.