Bab 1809 Sihir Hantu
“Jika kau bisa mendapatkan Jurus Teknik Menanam Jiwa, maka kau bisa menggunakannya untuk mengendalikan Cacus. Dengan cara ini, maka kau akan memiliki kemampuan yang setara dengan Demigod sebagai pengawal pribadimu,” Cardinal memberikan penjelasan kepadanya.
Tawaran itu sangat menarik minat Tyr.
Jika sejak awal keduanya mulai mengatakan yang sebenarnya, itu artinya Tyr akan memperoleh Jurus Sihir Hantu dan menguasai Teknik Menanam Jiwa. Selain itu, dia juga memiliki kesempatan untuk mengendalikan Cacus. Betapa hebatnya jika dia bisa mengendalikan seseorang Demigod?
Tyr segera menerima tawaran itu. “Di mana teknik kultivasi jiwa ini? Jika kalian berdua tetap berkomitmen dan jujur padaku, maka aku akan berpikir untuk menyelamatkan hidupmu ketika tiba saatnya nanti.”
“Ada di Istana Cermin,” Cardinal dan Great Guardian menjawab dengan tergesa-gesa. "Sihir Hantu itu berada di dalam cermin ajaib yang ada di Istana Cermin."
"Bawa aku ke sana."
"Baik Tuan!"
Dipimpin langsung oleh Kardinal dan Great Guardian, Tyr melakukan perjalanan jauh menuju ke Istana Cermin. Karena Cacus masih dalam kondisi meracau, tentu saja pria itu akan melakukan apa pun yang dilakukan oleh Tyr, yang berarti orang ini akan mengikuti Tyr sepanjang waktu. Dengan demikian, dia dan Tyr akan tiba di Istana Cermin tak lama setelah mereka menempuh perjalanan itu.
Setibanya disana tampak sebuah cermin ajaib yang berukuran sangat tinggi. Jiwa Cacus sempat tinggal di Istana Cermin ini selama kurang lebih beberapa waktu.
“Tuan yang perkasa, Sihir Hantu itu ada di dalam cermin ajaib ini. Jika kau ingin mempelajarinya, maka kau harus masuk ke dalam cermin itu,” jelas Great Guardian sambil menunjuk ke arah cermin ajaib yang ada di sana.
Tyr sedikit terkejut. "Masuk ke dalam cermin?"
"Betul sekali."
Tyr mendekat ke arah cermin ajaib. Dia berjalan mengitari cermin dan memeriksanya dengan cermat, tetapi dia tidak melihat sesuatu yang aneh tentang kejadian itu. Itu hanya sebuah cermin yang terbuat dari bahan perunggu setebal telapak tangan manusia.
"Masuk ke dalam cermin ajaib ini?" Tyr tiba-tiba menyadari sesuatu. “Bagaimana kau bisa masuk ke sana sebelumnya?” Dia bertanya pada Cacus, menoleh lalu menatapnya.
Pada saat ini, Cacus juga menoleh dan bertanya, "Bagaimana kau bisa masuk ke sana sebelumnya?"
Tyr menampar dahinya dan menggerutu pada dirinya sendiri, "Aku benar-benar lupa bahwa saat ini kau sudah menjadi orang bodoh."
Cacus juga menampar dahinya dengan keras. Menghasilkan bunyi suara yang berdentang ketika telapak tangan besinya menampar kepalanya yang juga terbuat dari besi. Dia mengulangi ucapan Tyr, “Aku benar-benar lupa bahwa saat ini kau sudah menjadi orang bodoh."
Boom!
Tyr melontarkan tinjunya kedalam cermin ajaib, dan begitu juga dengan Cacus.
Tiba-tiba, sejumlah retakan besar telah muncul pada permukaan cermin ajaib. Tyr dan Cacus sama-sama mengulurkan tangan mereka pada saat yang sama, menarik retakan itu dengan kedua tangannya. Sebuah cahaya berwarna perak tampak meletus dalam hitungan detik.
Cahayanya sangat terang benderang. Dalam sekejap, seluruh Istana Cermin telah bermandikan cahaya bernuansa keemasan. Semua orang yang ada di belakang mereka menutup mata karena mereka tidak tahan dengan kilauan cahaya yang sangat terang.
Tyr dan Cacus mengeluarkan raungan rendahnya dari mulut mereka secara bersamaan. Retakan yang ada diatas permukaan cermin ajaib itu tampak semakin membesar. Akhirnya, keduanya bergegas naik ke atas cermin ajaib secara bersamaan.
Retakan itu seketika menghilang ketika mereka berdua masuk ke dalamnya. Seperti tidak ada sesuatu yang terjadi.
Tyr menemukan bahwa cermin ajaib itu sebenarnya memiliki ukuran selebar lapangan sepak bola ketika mereka berada didalamnya. Dugaannya ternyata benar. Cermin ajaib itu merupakan sebuah tempat ajaib. Pastinya lokasi ini telah dibuka oleh seorang Dewa kuno, seperti ruang ajaib yang ada di Gunung Helsby.
Ruang ini hanya sebagian kecil dari ukuran ruang ajaib yang ada di Gunung Helsby. Cermin ajaib harus berfungsi sebagai ruang penyimpanan untuk Dewa kuno pada saat itu.
Tyr dan Cacus berada di tengah ruangan. Mereka tampak memperhatikan sekitar area ini telah dikelilingi oleh sebuah penghalang yang berbentuk bola. Tulisan dan pola berwarna perunggu yang tak terhitung jumlahnya tampak terukir pada penghalang itu.
Tyr hanya dapat menemukan beberapa tulisan dan pola, dan menemukan bahwa Great Guardian dan Cardinal telah mengatakan yang sebenarnya. Di dalam cermin ajaib ini, terdapat sebuah metode untuk dapat mengolah jiwa. Metode itu tertulis pada tulisan dan pola yang terukir pada penghalang.
Melihat situasi ruangan, pola padat dan tulisan yang tertera pada penghalang ini telah membuat kulit kepalanya tertusuk-tusuk untuk sementara waktu.
Metode kultivasi jiwa sangat rumit. Itu adalah sebuah pengetahuan yang mendalam yang tidak dapat dipahami oleh orang-orang biasa dalam hidup mereka.
Tyr, sebaliknya, dia bukanlah sosok orang biasa. Dia sudah memiliki bakat yang kuat untuk melakukan seni bela diri. Lebih jauh lagi, saat ini dia sudah menjelma menjadi seorang Demigod, berbagai kemampuan yang dimilikinya bahkan lebih mengesankan. Mempelajari teknik sihir hantu tentunya tidak akan terasa sulit baginya.
Namun tak dapat dipungkiri, jika hal itu juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Tyr tidak tahu berapa lama lagi dia akan berada di sana karena dia tidak bisa merasakan waktu yang bergulir di tempat ini.
Dia benar-benar tengah asyik mempelajari jurus sihir hantu. Kemudian, buku lagu kekaisaran kembali muncul dalam benaknya. Simbol huruf yang berwarna keemasan yang tak terhitung jumlahnya terus mengelilingi permukaan tubuhnya. Proses kultivasinya menjadi lebih cepat berkat simbol-simbol huruf emas itu.
Tyr telah larut dalam kondisi ini untuk waktu yang cukup lama. Kesadarannya mulai berangsur-angsur pulih untuk kembali ke ruangan tersebut.
Ketika dia mewarisi warisan dari Pendekar Pedang, dia juga telah berhasil memasuki ruang kesadaran yang untuk pertama kalinya terlihat sangat kacau. Setelah itu, ketika dia memperbaiki Medan Naga menjadi seorang Demigod, dia mulai memasuki ruang kesadarannya sekali lagi.
Dan saat ini pikirannya mulai fokus kembali ke ruang itu.
Tyr tengah berdiri di sebuah dataran yang luas, dikelilingi oleh awan dan kabut. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi karena dia tidak bisa melihat situasinya dengan jelas.
Namun, setelah beberapa saat berjuang, akhirnya dia baru merasa bahwa seolah-olah semuanya telah kembali menjadi normal. Dia melihat sesosok tubuh tengah duduk di sana di antara awan dan kabut. Itu adalah sosok bunga Lili Emas, tepatnya. Tyr tidak bisa melihat penampilannya lebih jelas karena mereka telah dipisahkan oleh kabut. Tetapi dia mendapati kesan bahwa sosok Lili Emas itu sangat akrab baginya seolah-olah itu adalah jiwanya sendiri.
Faktanya, ini memang benar. Perwujudan dari Lili Emas itu adalah Tyr sendiri. Itu adalah jiwanya.
Dalam hukum metafisika pernah dikatakan bahwa setiap orang yang ada di dunia ini memiliki jiwa, namun bagi manusia biasa, jiwanya hanya melekat erat pada tubuh fisiknya. Jiwanya akan mati bersama jasad ketika dia juga sudah mati.
Ketika seseorang menjadi sosok Demigod, kondisi pikiran mereka akan segera berubah menjadi sosok jiwa. Kondisi pikiran ini juga sama halnya disebut dengan jiwa, karena dia juga melekat erat pada tubuh Demigod.
Jika tidak ada metode khusus yang digunakan, maka jiwa seorang Demigod umumnya akan lenyap setelah mengalami kematiannya. Sihir hantu sangat memungkinkan seseorang untuk meramalkan keberadaan jiwa mereka untuk memperbaikinya dan, pada akhirnya, akan mencapai efek memisahkan jiwa mereka dari tubuh fisik mereka.
Sementara itu, sihir hantu itu juga berada di antara Teknik Menanam Jiwa. Melalui koneksi mistik tertentu, memungkinkan para praktisi ilmu bela diri dapat mengendalikan jiwa orang lain.
Tyr tiba-tiba merasa seolah-olah dirinya telah sepenuhnya menguasai keterampilan itu pada saat ini. Dia hanya menatap bunga Lili Emas yang mengambang di angkasa. Keduanya semakin dekat dan dekat seiring berjalannya waktu.