Bab 50 Tenang dan Sabar
Ravin tidak menggubris ucapan Nadine, malah melangkah cepat menuju lorong.
Nadine digendong oleh Ravin, tetapi hatinya berdebar-debar.
Dia tinggal di lantai lima tanpa lift.
Mungkin karena fisik Ravin yang baik, dia menggendong Nadine menaiki tangga tanpa mengeluarkan suara napas yang berat, tetapi Nadine merasa tidak nyaman seperti ada duri di seluruh tubuhnya.
Nadine menahan diri cukup lama, akhirnya bertanya pelan, "Kamu bisa nggak turunin aku dulu? Terus jelasin ini sebenarnya maksudnya apa?"
Ravin menunduk, lalu melirik sekilas pada Nadine, Kamu suka banget jalan tanpa alas kaki?"
Nadine tidak percaya bahwa Ravin begitu baik hati. Benar saja, sesaat kemudian, dia mendengar dia berkata, "Nggak perlu berpikir terlalu banyak, aku nggak terbiasa berutang budi."
Lampu lorong berkedip terang-redup, menyorot wajahnya yang tegas penuh garis tajam. Ekspresinya tetap dingin dan suram.
Namun, karena suasana sekitar begitu hening, ditambah jarak mereka terlalu dekat, Nadine jadi merasa seolah

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda