Bab 56 "Minta Maaf Padanya."
Ravin menoleh kembali kepada Winda. Matanya dalam seperti jurang, memancarkan hawa dingin yang menakutkan. Dia berkata dengan suara rendah, "Sebagai karyawan lama, kamu harusnya tahu konsekuensi dari menyebarkan rumor dan mengompori masalah di tempat kerja. Perusahaan selalu memberikan penghargaan dan hukuman dengan jelas. Yang kami hargai adalah kompetensi dan prestasi, bukan senioritas. Semua karyawan diperlakukan sama."
Winda buru-buru membela diri. "Pak Ravin, aku nggak menyebarkan rumor. Dia mencemarkan nama baikku tanpa bukti."
Wajah Ravin yang awalnya dingin kini semakin gelap. Matanya perlahan berkabut dengan amarah yang mendidih. Dia berkata dengan suara menekan, "Kamu ingin aku sebarkan buktinya?"
Winda tiba-tiba panik tak terkendali. Jarinya refleks menggenggam ponselnya kuat-kuat. Dia berusaha untuk menjelaskan. "Dia sendiri yang berperilaku nggak pantas. Saat terjadi sesuatu yang salah, tentu saja orang-orang bicara untuk menghentikannya. Tapi dia sengaja menamparku. Semua

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda