Bab 104
Jari-jari lentik pria itu mengetik di papan keyboard beberapa kali. Pria itu berhasil menemukan rekam medis Aurel.
Pria itu bangkit berdiri, berjalan sambil membawa laptop, lalu meletakkannya di depan Dokter Ari.
"Om Ari, coba lihat ini."
Ari melihat ke laptop, kemudian melirik ke wajah Yavin.
Yavin memijat pelipisnya.
Dengan suara pelan dan serak, Yavin berkata, "Dokter Ari."
Ari mendorong kacamatanya dengan gaya serius.
"Wah, luka ini kelihatannya cukup dalam. Kamu ini ceroboh sekali, sepertinya pasti karena nggak sengaja terbentur, dicakar kucing, atau mungkin digigit nyamuk."
Seorang asisten wanita di samping Ari tertawa.
Asisten itu juga menimpali, "Ya, betul, kelihatan sekali dia pasti nggak hati-hati tersandung."
Yavin menggelengkan kepala sambil tersenyum pasrah.
Dia biasanya jarang tertawa, juga jarang sesantai ini saat bekerja.
Saat tersenyum, dia makin terlihat tampan dan menawan.
Dia melihat tatapan penasaran mereka.
Dengan suara agak serak, Yavin menjawab, "Digigit orang."

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda