Bab 122
Myria juga pertama kali mengalami situasi seperti ini. Jantungnya langsung berdebar.
Dia teringat pengetahuan darurat soal terjebak di lift yang pernah dibacanya di internet. Dia segera menempelkan tubuh ke dinding lift, dan menarik napas panjang sambil berjinjit.
Selama beberapa detik, lift terjun ke bawah.
Jantungnya juga serasa melonjak ke tenggorokan.
Tiba-tiba, lift berhenti mendadak. Meski tidak terlalu stabil, tetapi untuk sementara tidak ada bahaya. Hanya saja pintu lift tertutup rapat, dan tidak bisa dibuka.
"Bagaimana sekarang? Siapa yang ponselnya ada sinyal?"
"Ada enam lift, kenapa cuma kita yang sial begini?"
"Ponselku iPhone, biasanya di tempat ramai saja sudah susah sinyal, apalagi di sini, cuma dua bar, telepon nggak bisa tersambung."
"Wah gila, ponselku juga sama."
Di dalam lift itu gelap gulita.
Enam orang terjebak di dalamnya.
Di antara tarikan napas, kadar oksigen perlahan berkurang. Myria menyalakan lampu ponsel. Sesuai saran di internet, dia mencoba menekan semua

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda