Bab 167
Pelayan itu ragu-ragu dan tetap diam di tempatnya. Yavin mengerutkan kening dan suaranya semakin berat. "Aku bilang, buang!"
Barang-barang ini seharusnya sudah dibuang tujuh tahun yang lalu.
Sudah berakhir, buat apa disimpan.
Semakin dilihat semakin menjengkelkan.
"Baik, Tuan." Pelayan menjawab, lalu buru-buru masuk untuk membawa pergi kotak kardus itu.
Menyaksikan punggung pelayan yang menjauh, Yavin membuka mulutnya, mengepalkan tinjunya. Akalnya mengatakan hal ini seharusnya sudah berakhir sejak lama.
Pelayan itu turun dan kebetulan bertemu dengan Bi Anas.
Bi Anas melihatnya membawa kotak kardus. "Chika, ini kan barang-barang dari ruang kerja Tuan Muda?"
"Katanya suruh dibuang."
Bi Anas berkata, "Jangan dibuang dulu, taruh di gudang."
"Tuan Muda kelihatan agak marah, suruh buang ini ... Bi Anas, menurutmu ini dari siapa? Sudah bertahun-tahun di ruang kerjanya ... Tiba-tiba suruh dibuang."
"Jangan ikut campur urusan majikan, taruh barangnya di gudang. Kalau Tuan Muda tanya, bilang su

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda