Bab 168
Ratna teringat masa lalu dan mendesah pelan.
Tidak ada yang bisa diajak bicara di rumah, dan dia juga tidak ingin membicarakan masa lalu di depan orang yang dikenalnya.
Dia merasa seperti seorang istri yang terkurung dan menderita.
Setelah menangis, dia tetap butuh orang lain untuk menghiburnya.
Tapi pada saat itu, matanya tiba-tiba terasa perih.
"Jujur saja, dia dulu nggak begini. Dia anak nakal. Nakal sekali. Satu-satunya di antara teman-temannya yang nggak mau mendengarkan omongan siapa pun. Sekolahnya juga terganggu. Dia menarik rambut ibu gurunya di sekolah, sampai kami dipanggil ke sekolah. Dia dipukul dengan sabuk kulit oleh ayahnya, tapi tetap saja berani membantah. Ayahnya sampai nggak tahan saking marahnya."
Melihat ekspresi terkejut Myria, Ratna tersenyum, menahan rasa perih di matanya. "Sulit dipercaya, 'kan? Begitulah dia waktu kecil. Tapi kemudian ... Dia berubah."
Ratna lebih suka melihat Yavin yang dulu, daripada melihat anaknya menjadi seperti sekarang.
Myria membuka m

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda