Bab 44
Perawat muda itu tersenyum dan berkata, "Dokter Yavin, kamu juga di sini ya."
Wajah Yavin memang cukup terkenal di rumah sakit ini.
Perawat itu melirik wanita di sebelahnya. Penampilan cantik dan rapi, mengenakan sweter Chanel dan mantel wol bermotif kotak warna krem.
Gaya khas wanita dari keluarga kaya.
Intan menoleh ke arah Myria.
Kemudian mengernyit. "Myria?"
Myria mengangguk pelan, membuka tudung jaketnya, "Bu Intan."
Mendengar suara Myria yang serak, Intan tidak bisa menahan tawa kecilnya dan berkata, "Ya ampun, suaramu kenapa serak banget? Tadi aku nggak bisa kenali kamu."
"Kak Yavin, dia karyawan dari departemenku. Kita pernah makan bareng waktu itu, di restoran hotpot, kamu ingat nggak?" Intan tahu Yavin tidak mungkin mengingat hal remeh seperti itu, tetapi dia menyebutnya begitu saja. Lagi pula, Yavin dan Myria tidak punya hubungan pribadi. Lingkaran sosial mereka berbeda. Meskipun desain Myria cukup menonjol dan Pak Felix sangat mendukungnya, tetap saja, dia berasal dari kelu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda