Bab 62
Bulan Desember tiba di Kota Sikari, hujan gerimis turun selama seminggu penuh.
Rintik-rintik lembut.
Saat Myria pulang kerja ...
Dia berniat naik taksi.
Namun, bayangan dari kejadian sebelumnya masih membekas.
Akhirnya, dia memilih naik MRT.
Dari gedung kantor ke pintu stasiun biasanya hanya lima menit jalan kaki.
Karena hujan, jadi sekitar tujuh atau delapan menit.
Myria berjalan cepat di bawah payung, mengenakan mantel abu-abu muda. Meskipun demikian, tetap tidak mampu menahan dinginnya udara basah.
Pandangan di sekelilingnya kabur oleh embun.
Ujung mantelnya pun basah oleh hujan.
Hujan turun miring, seperti sedang menampar tubuhnya. Myria mempercepat langkah. Tiba-tiba, dia mendengar suara panggilan dari belakang. Seperti ilusi pendengaran, seolah ada yang memanggil namanya.
Di kota bagian utara, angin di bulan terakhir ini membawa hujan, menyapu wajahnya dengan dingin dan lembap.
Payungnya bergoyang diterpa angin.
Ponselnya bergetar di dalam tas. Myria menunduk, mencari-cari ponsel

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda