Bab 10
"Kalian ... benar-benar akan cerai?"
Scarlet mendongak, bibir pucatnya agak bergetar, tetapi kilatan keterkejutan melintas di matanya.
Dia tiba-tiba menghambur ke pelukan Stevino. "Kukira aku nggak akan pernah mendapat kesempatan bersamamu lagi dalam hidup ini."
Stevino membeku sesaat, lalu mengulurkan tangan dan merangkul bahu rapuh wanita itu.
Dia jelas mencintai Scarlet dan ingin menikahinya, tetapi rasa sakit tiba-tiba muncul di dada.
Stevino tanpa sadar mengusap alisnya, mengira mungkin perasaannya menjadi sensitif karena kurang tidur semalaman.
"Istirahatlah. Kita akan menikah saat kamu sudah baikan."
Stevino menepuk punggung Scarlet, suaranya tanpa sadar melembut.
Begitu melihat dokter masuk, Bu Madeline langsung bertanya, "Bagaimana kondisi putriku?"
"Tenang saja, pasien nggak mengalami luka serius. Dia cuma pingsan karena syok berat."
Dokter melepas stetoskopnya. "Istirahatlah di rumah sakit untuk observasi semalaman. Kalau nggak ada masalah besar, besok dia bisa pulang."
Sete

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda