Bab 9
Lampu ambulans menyala di malam hari. Stevino menggenggam tangan Scarlet begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih karena tegang.
Scarlet meringkuk di atas tandu, wajahnya yang pucat terlihat panik.
Pak Sofyan dan Bu Madeline juga berada di samping, memantau kondisinya dengan saksama karena takut dia akan merasa tidak nyaman.
"Kok belum sampai? Seberapa jauh rumah sakitnya?"
Stevino memperhatikan lampu merah di depan satu per satu, jantungnya berdebar kencang karena cemas.
Scarlet yang berada dalam pelukannya tiba-tiba terbatuk beberapa kali.
Stevino langsung menenangkannya, "Jangan takut, kita akan segera sampai."
Dia membungkuk dan memeluk Chivonia, menepuk punggungnya dengan lembut.
Mata Scarlet memerah, menatap ketiga orang di sisi dan berbisik, "Stev, Ibu, Ayah, kukira aku nggak akan pernah melihat kalian lagi ... aku takut sekali ...."
Bu Madeline merasa sangat sedih mendengar ini, mengelus punggung Scarlet yang menggigil. "Bagaimana kalau ... suruh Stev dan Vonia untuk cerai?

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda