Bab 100
"Natalie, apa aku ini sesuatu yang bisa dibuang dengan mudah bagimu?"
Sebelum aku bisa menyelesaikan ucapanku, Lucio tiba-tiba mengencangkan cengkeramannya.
Dia menatapku seolah sedang menatap seseorang yang keras kepala dan sudah tidak tertolong.
Ada rasa sakit yang luar biasa di pipiku, tetapi aku tidak membuka mulut untuk berteriak kesakitan dan hanya memelototinya dengan keras kepala.
Ucapanku tidak salah, jadi tidak perlu merasa bersalah.
Ada gejolak emosi di sepasang mata gelap pria itu dan tepat ketika kukira Lucio akan marah, dia malah diam dan hanya menundukkan kepala sebelum menggigit bibirku dengan kuat.
Aku mendesis, namun tetap tidak berteriak kesakitan dan air mata mulai menggenang di mataku.
Sampai aku merasa ada darah, aku buru-buru mendorong pria itu dan menampar wajahnya.
Dia menggerakkan lidah sambil mencibir dalam diam, lalu mencubit daguku dan menciumku lagi.
Aku membelalakkan mata dan meronta mati-matian.
Dia mencengkeram kedua tanganku dengan mudah dan di belakan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda