Bab 101
"Aku sangat jijik saat lihat kamu."
Aku berkata dengan ekspresi datar, "Apakah kamu dan Lucio bisa pergi dari pandanganku?"
Raut wajah Junia terlihat sangat buruk, dia tidak berbicara untuk waktu yang lama.
"Natalie, apakah kamu sudah gila?"
Dia baru mengatakan ini sambil menggertakkan giginya setelah beberapa saat berlalu, seolah-olah sedang menahan sesuatu.
"Aku cuma datang untuk jenguk kamu, kamu nggak perlu begitu memusuhiku, 'kan?"
"Memang nggak perlu."
Aku menatapnya. "Apakah kamu bisa keluar sekarang?"
"Lucio ...."
Junia segera menatap pria di sampingnya dengan tatapan sedih.
Ucapan lugasku membuatnya tidak bisa melakukan trik-trik yang licik.
Lucio mengabaikannya, dia malah menatapku sambil mengerutkan kening.
Pria itu sama sekali tidak mengendurkan kekuatannya, dia langsung menggendongku dari tempat tidur. "Sepertinya tenagamu sudah kembali."
Suara rendahnya terdengar dari atas kepalaku. "Karena kamu sudah baik-baik saja, kamu bisa istirahat di kediaman."
Pria itu berkata deng

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda