Bab 103
Pria itu menghentikan tindakannya, lalu membalikkan tubuhku untuk menatap matanya.
"Aku tahu kamu nggak suka dia, aku akan berusaha menjauhkannya darimu selama beberapa waktu ini."
"Kamu benar-benar sangat konyol," ujarku sambil mencibir. "Bagaimana kalau kamu buat peraturan? Kamu akan menemaniku di hari Senin, Rabu dan Jumat. Sedangkan kamu akan menemaninya di hari Selasa, Kamis dan Jumat? Bukankah dengan ini dia nggak akan menggangguku lagi?"
"Natalie!"
Pria itu meneriaki namaku dengan dingin sambil menahan amarahnya. "Aku kasih tahu kamu untuk terakhir kalinya, aku cuma anggap Junia sebagai adikku."
Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh pria ini.
Tadi pria ini meminta Junia untuk pergi, ini berarti dia juga mengetahui bahwa dia harus menghindari kecurigaan.
Kalau Lucio mengetahui hal ini, kenapa dia membuatku yang sebelum ini merasa gelisah?
Aku tidak tahu.
Serta juga tidak ingin mengetahui hal ini.
"Lucio, aku nggak peduli kamu anggap Junia jadi apa. Aku sangat lelah sekarang dan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda