Bab 142
Tiba-tiba aku menghampiri Lucio dan menatapnya. "Kalau Junia seperti itu bagimu, seperti itulah Michael bagiku."
Aku membiarkan dia mengartikannya sendiri.
"Jadi sebelum menuduhku, lihat dulu perbuatanmu sendiri."
"Omong kosong." Lucio menyela.
Dia menekanku ke pintu di belakang dan menatapku. "Jelas-jelas kamu tahu ini bukan hal yang sama."
Mengapa tidak sama?
Pasti ada alasan mengapa Lucio begitu intim dengan orang lain.
Lantas aku memiliki tujuan lain untuk dekat dengan Michael?
Kalaupun ada, dialah yang memaksaku.
Pernikahan ini sudah lama tinggal nama bagiku dan aku tidak menganggap Lucio suamiku. Apa haknya ikut campur dalam urusanku?
Sikap sombong itu saja sudah membuatku jengkel.
Tepat saat aku berusaha melepaskan diri, pria itu tanpa sadar mencengkeram pergelangan tanganku.
Begitu menyentuhku, dia menyadari sesuatu dan langsung melepaskanku sebelum menatap luka di tangan kiriku.
Seketika amarah yang membara dan sikap dingin berubah menjadi rasa bersalah serta kasihan.
Setelah

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda