Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 61

Nada bicara Junia terdengar begitu wajar, seolah di matanya, Lucio adalah satu-satunya sosok yang tak boleh dilawan. Aku mendengus dingin, lalu mulai berdebat dengannya. Suasana aula segera menjadi kacau balau. Lucio terlihat agak jengkel. Dia lalu mengerutkan alis dan berkata pada Junia, "Junia, kamu pulang dulu." "Tapi, soal Kakek ...." "Aku akan suruh orang antar ke sana." Lucio langsung menyela, dengan jelas menunjukkan maksud mengusir. Junia ingin mengatakan sesuatu, tetapi begitu bertemu tatapan dingin pria itu, dia hanya bisa menahan diri. Dia menggigit bibir, lalu tersenyum manis padanya. "Aku mengerti, Lucio. Kalau begitu, aku datang lain kali saja, aku nggak akan menyulitkan kamu." Selesai bicara, dia pun pergi sambil terus menoleh ke belakang setiap beberapa langkah. Shella masih berdiri di samping, menatapku dengan cemas. Lucio meliriknya dingin. "Masih berdiri di sini buat apa?" Shella enggan pergi, tetapi juga takut terhadap wibawa Lucio. Aku akhirnya berkata padanya, "Ka

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.