Bab 67
Namun setelah menunggu sekian lama, Kezia tidak kunjung bertindak. Sebaliknya, Theo sudah menerjang ke hadapan Kezia dan mengangkat tangan untuk menamparnya.
Kezia tampak sangat santai, bahkan saat Theo sudah sampai di depannya pun, dia sama sekali tidak bergerak.
Sebelum telapak tangan Theo mendarat, Alva sudah mendorong Theo dengan kuat.
Dia menatap Theo dengan ekspresi datar sambil memperingatkan, "Pak Theo nggak bisa semena-mena di sini."
Niat membunuh terpancar di mata Theo, dia mendengus dingin.
"Sekalipun kubunuh Kezia sekarang, menurutmu keluargaku akan menyalahkanku?"
Setelah berkata demikian, Theo menatap Kezia dengan tatapan meremehkan.
"Dia cuma sampah yang dibuang Keluarga Hartono, cuma kamu yang menganggapnya berharga."
"Kamu ...."
Amarah Alva meluap.
Ketika dia hendak membantah, Kezia menarik lengannya ke belakang.
Kemudian, Kezia menatap Jordi.
Menghadapi tatapan Kezia, Jordi makin canggung.
Pada saat yang sama, dia tidak bisa menahan kekesalannya pada Theo.
Theo-lah ya

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda