Bab 181
Hendry berdiri di balkon mengenakan piyama sutra hitam. Di antara dua jarinya yang panjang, sebatang rokok menyala.
Asapnya mengepul dan samar-samar menyembunyikan ekspresi di wajahnya. Namun, kerutan tajam di antara alisnya yang tegas tetap terlihat.
Hendry mengisap rokok dengan terburu-buru. Abu rokok yang bercampur bara merah kecil berjatuhan tanpa henti, seakan membawa serta amarah yang tak terbendung.
Hendry merasa dirinya sudah gila.
Tidak ada masalah apa pun dengan kamar mewah itu. Dia sendiri yang meminta manajer vila resor untuk mengatakan hal itu.
Hendry hanya tidak ingin Windy dan Darren tinggal bersama.
Setiap kali membayangkan barang yang Windy pesan malam ini, pikirannya langsung dipenuhi oleh berbagai kemungkinan tentang apa yang sedang dia lakukan bersama Darren.
Dia benar-benar kehilangan kendali atas emosinya.
Di keheningan malam seperti ini, Hendry tiba-tiba menyadari sesuatu yang selama ini dia sembunyikan rapat-rapat adalah perasaan posesifnya terhadap Windy. Dia t

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda