Bab 262
Felicia muncul di layar dengan wajah ceria. "Windy, bagaimana tadi malam? Kamu dan Pak Hendry ... "
Felica mengedipkan mata penuh arti, ekspresinya penuh godaan.
Windy tersenyum lalu bertanya, "Fel, kapan kamu pulang?"
"Aku nggak ingin mengganggu kamu dan Pak Hendry. Aku nggak mau jadi lampu penerang," ujarnya dengan nada menggoda.
Lalu, Felicia melanjutkan, "Windy kali ini Pak Hendry sangat tegas dalam menangani masalah Laura. Aku rasa dia memang menyukaimu. Kalian sudah bersama dan sudah menjadi suami istri yang sesungguhnya. Aku berharap kalian bisa hidup bahagia dan harmonis."
Windy tidak tahu harus berkata apa. Dia hanya mengupas sebuah permen susu putih besar dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Saat rasa manis menyebar di rongga mulut, dia tersenyum dan berkata, "Aku mengerti, Fel. Cepatlah kembali."
"Aku akan pulang malam ini."
"Baik."
Windy menutup panggilan video, lalu duduk di atas tempat tidur. Dia meraih jimat giok yang tersimpan di bawah bantal dan ujung jarinya yang lemb

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda