Bab 265
Sejak bercerai, Hendry dan Windy tidak pernah lagi berhubungan. Ini adalah pertama kalinya dia mendengar kabar tentang Windy.
Windy jatuh sakit parah.
Debby langsung tersenyum tipis, bibir merahnya melengkung, matanya memancarkan perpaduan antara rasa puas, simpati, dan ejekan. "Nggak disangka, Windy benar-benar begitu mencintai Hendry."
Tanissa pun ikut mengejek, "Dengan kondisi seperti Windy, dia nggak mungkin lagi mendapatkan pria sekelas Pak Hendry. Kalau dipikir-pikir, memang menyedihkan."
Debby memiringkan kepalanya menatap Hendry dan dengan nada manja berkata, "Hendry, Windy sedang sakit, sebagai mantan suaminya, apa kamu nggak ingin meneleponnya untuk sekadar menghiburnya?"
Ekspresi Hendry tetap datar. Wajahnya tampan dan memancarkan aura berwibawa. Dia menatap Debby dan berkata, "Baiklah, aku akan meneleponnya sekarang."
Dia pun bergerak seolah hendak mengambil ponselnya.
Wajah Debby langsung berubah. Dia berteriak, "Berani-beraninya kamu!"
Hendry tersenyum tipi lalu bertanya,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda