Bab 296
Tak lama kemudian, Devan membawa iga asam manis ke meja. Iganya tampak lezat. Dia juga menumis sedikit labu. Felica awalnya tidak lapar, tetapi sekarang dia tiba-tiba merasa lapar.
Saat ini, suara dengan nada dingin tiba-tiba terdengar di atas kepala Felica. "Apa kamu masih nggak berniat pergi?" tanya Devan.
Apa?
Felica tiba-tiba mendongak, matanya yang polos dan indah bertatapan langsung dengan mata Devan.
Devan datang ke sisinya dan menatapnya dengan ekspresi dingin.
Felica merasa agak malu. Dia segera berkata, "Bibi, Mary, Ayahku meneleponku. Aku harus segera pulang."
Kali ini, Fiona dan Mary tidak bisa menahannya lebih lama lagi. "Nak, kelak datang untuk berkunjung lagi, ya," ucap Fiona.
Felica berjalan keluar, lalu melambaikan tangan dan berkata dengan manis, "Oke, sampai jumpa."
Felica kembali dengan jalan yang sama seperti saat dia datang. Gang di sini benar-benar berlumpur, jadi dia mengangkat roknya dan melangkah dengan hati-hati di tanah yang bersih.
Saat ini, seorang pria ke

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda