Bab 325
Windy merasa dirinya seperti sedang dipermainkan. Apa yang sebenarnya Hendry inginkan? Ingin sekali dengar dia memanggilnya Kak Hendry?
Pasti dia sengaja menggodanya.
Windy menatapnya tajam.
Namun, Hendry, bukannya terganggu, malah tersenyum tipis, seolah-olah sedang menikmati situasi ini.
Tiba-tiba, nada dering ponsel berbunyi. Windy mendapat telepon.
Baginya, ini seperti panggilan penyelamat. Tanpa pikir panjang, dia langsung bangkit. "Kalian lanjut saja, aku keluar sebentar untuk angkat telepon."
Windy melangkah ke pintu lorong untuk menerima panggilan dari kakak ketiganya, Charles
"Windy, aku sudah di Kota Hilton. Kamu ke mana?"
"Kak Charles, aku sedang di Kota Braga. Aku akan kembali dalam dua hari."
"Baiklah, aku akan menunggumu."
Setelah menutup telepon, Windy berbalik, tetapi tanpa sengaja menabrak dada seseorang yang hangat dan tegap.
"Ah!"
Ponselnya terlepas dari tangannya dan jatuh ke lantai.
Ponselku!
Windy buru-buru mengulurkan tangan untuk mengambilnya.
Namun, sebuah tang

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda