Bab 469
Tubuh Windy sedikit menegang. "Malam ini Hendry akan membawa Debby pulang ke apartemen? Tidur bersama?" pikirnya dalam hati.
Debby tersenyum bahagia dan menambahkan, "Windy, kalau begitu aku dan Hendry pamit dulu. Kamu dan Pak Edward silakan lanjutkan obrolannya."
Dia kemudian menatap Hendry dengan manja dan mengajak, "Hendry, ayo kita pergi."
Tatapan Hendry sempat menoleh ke arah Windy. Dia menatap wanita itu dalam-dalam tanpa berkata apa-apa, lalu pergi bersama Debby.
Pak Edward menggelengkan kepala sambil menghela napas. "Pak Hendry itu matanya kenapa bisa buta begitu? Kenapa bisa tertarik pada wanita seperti Debby?" tanyanya heran.
Windy hanya tersenyum tipis, tak menanggapi. Urusan hati memang sulit ditebak. Debby memang bodoh, tetapi Hendry tetap mencintainya. Mungkin itulah cinta sejati.
Pak Edward mendekat, menurunkan suara dan berkata, "Kalau suatu hari nanti Debby tahu siapa kamu sebenarnya, tahu bahwa kamulah pemilik Therji, perusahaan medis terbesar yang sudah terkenal, kur

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda