Bab 16
"Kayla!" seru Margaret. Dia tahu bukan Kayla pelakunya.
Kayla tersenyum dan menenangkan Margaret. "Bukankah aku sudah bilang jangan marah-marah. Ibu balik ke kamar saja dulu dengan Ayah. Biarkan kami berdua saja yang menyelesaikannya, ya?"
Di ruang tamu hanya tersisa Kayla dan Matthew.
Matthew menatap Kayla dengan tatapan yang sudah sangat familier, yaitu tatapan yang sangat dingin dan penuh ketidaksukaan.
"Kamu di satu sisi pura-pura ingin bercerai dan menuntut batasan, sengaja membuatku lengah. Di sisi lain, kamu menyuruh orang menjebakku dengan obat. Bu Kayla, kamu benar-benar licik dan penuh siasat, ya," kata Matthew.
Seumur hidupnya, dia belum pernah dipermainkan seperti ini oleh seorang wanita.
Sungguh luar biasa!
Kayla duduk di sofa. Dia mendongak sedikit sambil menatap pria itu, tanpa membela diri.
Malam itu, dia menangis memohon pada pria itu. Namun, yang dia dapat hanyalah perlakuan yang semakin kejam. Sejak saat itu, dia memutuskan untuk berhenti berusaha mempertahankan hubu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda