Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 21

"Lihat performamu dulu?" Matthew menjawabnya dengan nada acuh tak acuh. Kayla sangat tidak suka dengan jawaban itu. Dia bersikeras ingin mendapatkan kepastian. "Bicara yang jelas, jangan kasih jawaban ambigu seperti itu, bisa nggak?" Matthew tidak menjawabnya. Dia hanya fokus meninggalkan bekas di leher putih Kayla. Kayla mengerti. Karena dia sudah memilih untuk datang, maka dia sepenuhnya sudah kalah. Dia sudah tidak punya pilihan lain selain menuruti keinginan pria itu dulu. Kecuali jika dia sudah tidak menginginkan bros itu. Matthew sama sekali tidak menyentuhnya. Tubuh Kayla terasa sakit dan mati rasa. Berbeda dengan Matthew, selain napasnya yang agak berat, matanya masih jernih, sama sekali tidak dikendalikan nafsu. Air mata Kayla kembali bercucuran. Mungkin karena jengkel melihat Kayla menangis lagi dan telah merusak suasana, Matthew mengerutkan kening. Lalu, dia mengibaskan tangannya dan naik ke lantai atas. Pakaian pria itu masih sangat rapi. Saat melihat kondisi dirinya, Kayla

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.