Bab 43
"Kenapa?" Faris tidak bisa memercayai apa yang baru saja didengarnya. "Kamu bercanda, 'kan?"
Faris tersenyum. Dia mengulurkan tangan, menyentuh punggung tangan Kayla dengan lembut. "Kayla, tarik kembali ucapanmu tadi, ya? Aku nggak bisa nggak bertemu denganmu. Kalau nggak bertemu denganmu, aku bisa gila!"
Kayla merasa tenggorokannya asam dan perih. Jarinya mengusap air mata di sudut matanya, lalu menghela napas panjang. "Faris, nggak lama sebelumnya, aku ... "
Namun, pada akhirnya, kata-kata itu tak bisa keluar.
Kayla merasa tidak sanggup berpura-pura seolah semuanya baik-baik saja
Meskipun semua itu terjadi karena pengaruh obat, bukan karena keinginannya sendiri
"Aku tahu. Tapi kenapa? Ini bukan salahmu, kamu nggak perlu merasa bersalah atau nggak enak hati padaku. Aku bahkan belum berhasil mendapatkan hatimu, yang penting kamu ada di sini, berbicara denganku. Hatiku sudah tenang. Ketika aku nggak bisa menemukanmu, aku sangat ketakutan."
Mata Kayla memerah, air matanya kembali menetes

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda