Bab 46
Dengan wajah memar seperti itu, Kayla jelas tidak bisa masuk kantor. Beberapa pekerjaan mendesak sudah diserahkan kepada Rycca, sehingga dia bisa beristirahat di rumah.
Pada malam tenang kedua, Matthew masih belum kembali.
Bibi Marni khawatir Kayla sedih, lalu menasihatinya, "Pak Matthew itu lagi sibuk dengan kerjaannya, nggak baik juga kalau seorang pria terus terhanyut pada hal itu."
Kayla mengiakan, lalu kembali membaca buku.
Matthew pulang atau tidak, sudah tidak penting lagi baginya.
Pada hari keempat, wajah Kayla telah pulih, dan bisa kembali bekerja. Namun, Matthew masih belum kembali atau meneleponnya.
Kayla pun tidak menghubunginya.
Selain malam yang penuh gairah itu, yang terkadang masih terasa tidak nyata saat memikirkannya, hubungan pernikahan mereka kembali dingin dan hambar.
Hari-hari seperti ini benar-benar sangat membosankan.
Ironisnya adalah, dia pernah menjalani tiga tahun pernikahannya dengan penuh harapan dan penuh semangat. Betapa bodoh dirinya!
Saat Kayla tiba di

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda