Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 78

Wajah Kayla tampak seperti hendak menangis tapi ditahan, sangat mengundang rasa iba. Ujung hidungnya memerah, mata berkabut oleh air mata yang tidak mau jatuh. Dia tampak seperti boneka rapuh yang mudah pecah. Saat Matthew mengulurkan tangan hendak menyentuh pipinya, Kayla mundur selangkah. "Pak Matthew, jangan buang waktu kita lagi." Kayla sudah muak melihat kelembutan palsu di matanya. Dia tidak ingin berada di ruangan yang sama dengan Matthew. Dia melemparkan surat cerai ke atas meja, mengambil ponsel, dan pergi. Keluar dari klub, angin dingin langsung menusuk kulitnya, membuatnya menggigil. Baru saat ini Kayla teringat jaket dan tasnya tertinggal di dalam. Dia pun baru menyadari, ketenangan yang dia tunjukkan tadi ternyata hanya pura-pura. Di dalam hati, dia kacau dan merasa malu. Untuk pria yang bahkan tidak peduli padanya sedikit pun, kenapa hatinya masih merasa sakit? Matanya basah, dia berdiri di tengah angin dingin yang menusuk, memesan taksi melalui aplikasi. Kebetulan, Faris

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.