Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 11

Wajah Merry acuh tak acuh. "Nggak ada komentar." Shayne berkata dengan dingin, "Merry, aku sudah memperingatkanmu. Kalau kamu terlibat skandal dengan pria lain selama pernikahan kita dan mencoreng citra Keluarga Wilson, jangan salahkan aku karena kejam padamu." "Pak Shayne selingkuh dengan Nona Sofie dan beritanya terus bermunculan setiap hari. Kalian bahkan nggak khawatir akan dampaknya terhadap citra keluarga, terus untuk apa aku takut?" Merry berkata dengan dingin, "Orang penting boleh berbuat semena-mena, sementara orang biasa nggak boleh melanggar hukum? Shayne, jangan begitu munafik." "Sudah kubilang berkali-kali kalau aku nggak punya hubungan seperti itu dengan Sofie." "Seorang pria dan wanita berduaan di kamar tengah malam, kamu itu bilang nggak ada apa-apanya?" Tatapan Merry penuh sindiran, "Kamu sendiri percaya dengan ucapanmu itu?" Akhirnya tidak ada lagi yang bisa dikatakan, Shayne terdiam beberapa saat sebelum berkata, "Kami nggak melewati batas." Yang Shayne dapatkan sebagai balasannya adalah cibiran sinis Merry. "Melewati batas atau nggak, sesuatu terjadi atau nggak, itu bukan urusanku. Yang mau kubilang adalah sebelum menuntut orang lain, kamu harus bisa melakukannya sendiri dulu. Barulah kamu layak untuk menuntut orang lain." Merry terlalu malas untuk berdebat dengan Shayne lagi. "Kalau Pak Shayne berubah pikiran dan mau cerai, hubungi aku kapan saja." Setelah mengatakan itu, Merry berbalik dan pergi tanpa menoleh lagi. ... Merry kehilangan minat untuk terus berbelanja, jadi dia langsung pulang. Bertemu dengan Shayne, Sofie dan Franciska benar-benar membuatnya muak. Merry tidak membayar gelang yang rusak itu. Meskipun sangat miskin hingga hanya punya uang tersisa, dia bukanlah orang bodoh. Karena Franciska adalah provokator, Shayne juga harus ikut menanggungnya. Dulu Merry sangat rendah hati dan harus memikirkan orang lain sepanjang hari, itulah sebabnya dia berakhir dalam situasi di mana suaminya direbut dan anaknya hilang. Sekarang Merry hidup hanya untuk dirinya sendiri. Sebelum tiba di rumah, Merry menerima telepon dari Nyonya Besar Nera. Nyonya Besar Nera berteriak dengan marah, "Merry, pulang ke rumah lama sekarang juga!" Raut wajah Merry agak berubah. Cepat sekali Franciska mengadu. Saat teringat semua penderitaan yang dia alami di tangan Nyonya Besar Nera, sorot mata Merry menjadi dingin. "Oke," katanya dengan datar. "Aku akan segera ke sana." ... Rumah lama Keluarga Wilson. Franciska menceritakan kejadian barusan kepada Nyonya Besar Nera dengan cara yang berlebihan. "Nenek, kamu nggak tahu betapa borosnya Merry. Dia menjatuhkan gelang seharga 4 miliar cuma untuk membuktikan pada Sofie kalau dialah istri Shayne yang sebenarnya!" "Dia juga menghasut pelanggan lain di toko untuk jangan berbelanja di toko milik Grup Wilson, mencoreng nama baik Kak Shayne dan bahkan mengancam kami dengan bilang besok nilai saham Grup Wilson akan anjlok ... Wanita ini benar-benar kejam!" Begitu memikirkan Merry, Nyonya Besar Nera sangat marah sampai menggigil. "Pembawa sial dan penghancur keluarga itu, aku sudah lama tahu kalau dia bukan orang baik! Terakhir kali di perjamuan, dia membuat Keluarga Wilson malu dan jadi bahan tertawaan semua orang! Sekarang dia mencoba menghancurkan bisnis Grup Wilson ... aku nggak akan pernah mengampuni wanita jalang ini!" Kilatan jahat melintas di mata Franciska dan dia berbisik, "Nenek, apa kamu sadar sepertinya Merry sudah banyak berubah belakangan ini? Apa dia pikir ... dia akan menjadi nyonya rumah utama, jadi berani menentang Nenek seperti ini?" Nyonya Besar Nera berkata dengan marah, "Mana mungkin wanita serakah seperti dia layak menjadi nyonya rumah Keluarga Wilson? Kalau bukan karena saat itu suamiku ditipu oleh wanita ini, mana mungkin dia bisa menikah dengan Keluarga Wilson?" Begitu membicarakan hal ini, Nyonya Besar Nera benar-benar naik darah. "Franciska, kamu nggak tahu kalau bukan karena Merry yang ikut campur, Shayne sudah lama menikahi putri Keluarga Lumanto." "Putri Keluarga Lumanto?" Franciska bertanya dengan heran, "Keluarga Lumanto yang itu?" "Benar, Grup Lumanto yang kaya raya. Keluarga Lumanto pernah mengutus orang untuk bertanya tentang Shayne dan sepertinya mereka tertarik untuk menjalin ikatan pernikahan dengan Keluarga Wilson." Franciska yang blak-blakan tidak tahan untuk bertanya, "Benarkah? Keluarga seperti Keluarga Lumanto benar-benar bersedia menjalin ikatan pernikahan dengan Keluarga Wilson?" Setelah mengatakan ini, Franciska sadar kalau dia terlalu banyak bicara dan langsung diam. Ucapannya terdengar seolah meremehkan Keluarga Wilson. Nyonya Besar Nera tidak menyalahkannya, malah mendongak dengan bangga. "Meski keluarga kami nggak sebesar Keluarga Lumanto, tetap saja kami adalah salah satu keluarga paling berkuasa di Negara Zazie. Shayne adalah yang terbaik di usianya. Dari segi kemampuan, dia nggak kalah hebat dari Kevin dari Keluarga Lumanto." "Saat Shayne baru mengambil alih Grup Wilson, perusahaan itu sedang kacau karena para pengkhianat dan hampir bangkrut. Pada akhirnya, Shayne-lah yang membalikkan keadaan. Di bawah kepemimpinan Shayne, Grup Wilson terus berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir." "Kalau mau melampaui Keluarga Lumanto, itu cuma masalah waktu. Keluarga Lumanto ingin menjalin ikatan pernikahan dengan Keluarga Wilson karena tertarik dengan kemampuan Shayne." Franciska tanpa sadar mengangguk, menyatakan persetujuannya yang mendalam terhadap ucapan Nyonya Besar Nera. Dia sering mendengar para tetua memuji Shayne. Franciska berkata, "Tapi bukankah saat itu Kak Shayne ingin menikahi Sofie?" Nyonya Besar Nera mendengus. "Meski Sofie lebih baik daripada Merry, dia masih lebih rendah daripada putri Keluarga Lumanto. Kalau harus memilih antara Merry dan Sofie, tentu saja aku akan memilih Sofie. Tapi antara Sofie dan putri Keluarga Lumanto, aku pasti akan memilih putri Keluarga Lumanto." Franciska bertanya, "Kudengar putri keluarga Lumanto pernah diculik, jadi mereka sangat melindungi putri mereka. Nggak cuma nggak mengungkapkan namanya, wanita itu juga belum pernah muncul di depan umum, benar-benar misterius." Nyonya Besar Nera mengangguk. "Ya, belum pernah ada yang pernah melihat putri itu. Tapi ...." Pada titik ini, Nyonya Besar Nera tersenyum. "Beberapa waktu lalu, Kevin membuat kerja sama penting dengan Grup Wilson. Seorang pemegang saham lama Grup Wilson memberitahuku kalau sebenarnya itu adalah cara untuk memberikan keuntungan bagi Grup Wilson." "Dia juga bilang Kevin sendiri mengaku alasannya bekerja sama dengan Grup Wilson adalah karena adiknya." Franciska terlihat tidak percaya. "Kak Shayne sudah menikah begitu lama dan putri Keluarga Lumanto itu ... masih belum bisa melupakan Kak Shayne?" Nyonya Besar Nera terlihat semakin bangga. "Cucu sulungku nggak cuma berbakat, tapi juga sangat tampan. Jangankan para pemuda dari keluarga kaya, bahkan aktor dari industri hiburan pun nggak setampan dia." Penampilan Shayne memang sempurna. Wajahnya saja sudah memikat banyak wanita. Franciska berkata dengan hati-hati, "Tapi sekarang Kak Shayne belum bercerai ...." "Gampang saja!" Nyonya Besar Nera mencibir, "Aku punya ribuan cara untuk membuat mereka bercerai!"

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.