Bab 92
"Tok! Tok! Tok!"
Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu.
"Merry, Ibu sudah menyiapkan sarapan. Turun ke bawah dulu untuk makan."
Setelah mendengar suara ibunya, Merry buru-buru mengancingkan bajunya.
Merry melompat dari tempat tidur begitu cepat hingga tersandung dan hampir jatuh karena terburu-buru.
Shayne sedikit mengerutkan kening, secara naluriah mencoba untuk menopangnya.
Merry menghindari tangannya.
Merry tidak ingin tinggal di kamar ini sedetik pun.
Setelah jeda yang lama tanpa jawaban, ibunya tampak bingung.
"Merry, kamu sudah bangun? Kalau nggak, kamu akan terlambat ke kantor ...."
Setelah mengatakan ini, pintu di depannya tiba-tiba terbuka.
"Bu, aku baru saja bangun. Aku akan turun setelah mandi."
Begitu melihat kondisi Merry saat ini, Tamara tertegun.
Pakaian Merry acak-acakan, bibirnya merah serta bengkak, tampak sangat dimanja.
Sebagai seseorang yang pernah mengalami hal ini sebelumnya, Tamara langsung menyadari bahwa dirinya mungkin sudah mengganggu momen bahagia anaknya.
T

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda