Bab 93
Merry tertegun, perlahan membalikkan badan.
"Pak Shayne, ada hal lain?"
Ekspresi Merry terkendali sempurna. Meskipun sangat ingin bertemu Shayne, Merry tetap tampak tenang.
Shayne juga berdiri. "Aku akan mengantarmu ke sana."
"Nggak perlu." Merry secara refleks menolak. "Aku bisa pergi sendiri."
"Merry, biarkan Shayne mengantarmu ke sana." Tamara berkata dari samping. "Jangan ada dendam antara suami dan istri."
Tamara berpikir sikap Merry terhadap Shayne aneh karena mereka sedang bertengkar.
Merry ingin menolak, tapi dengan tatapan penuh harap ibunya, akhirnya tidak menolak.
Saat mereka berjalan keluar, Shayne tiba-tiba meraih tangannya.
Merry terkejut, ekspresinya pun berubah.
"Shayne, apa yang kamu lakukan?"
Shayne menundukkan kepala lalu membungkuk untuk berbisik di telinganya.
"Dengan begitu, Ibu akan lebih percaya bahwa kita punya hubungan yang baik."
Kata-kata Shayne masuk akal, tapi setelah kejadian baru-baru ini, Merry merasakan perlawanan yang kuat.
Merry mencoba beberapa kali

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda