Bab 1629
Dia hampir kehilangan jiwa karena Master Klan Raksasa berusaha merebut tubuhnya.
Keringat dingin terus mengalir dari tubuh Teguh ketika memikirkan kejadian itu.
"Huh …"
Dia menghela napas lega, menenangkan diri, lalu bertanya, "Bagaimana keadaannya sekarang?"
Ekspresi Xena dan Karisa sangat serius.
"Kacau."
Karisa menggelengkan kepala. "Onadio mengkhianatiku, sekarang ada banyak penjaga yang berpatroli di luar. Seluruh wilayah Negara Yuarni sedang dalam situasi siaga."
"Sulit untuk pergi tanpa ketahuan."
"Kecuali ..."
"Perang pecah di daerah perbatasan."
"Kita bisa mencari kesempatan dalam kekacauan itu untuk pergi dari sini."
Teguh mengernyitkan dahi. "Maksudku adalah keadaan Rina."
Karisa dan Xena terdiam sejenak.
Setelah beberapa saat, Karisa berkata, "Pengumuman sudah dikeluarkan."
"Tiga hari lagi, di Altar Langit Gunung Magarai akan dilakukan eksekusi publik."
Eksekusi publik ...
Mendengar ini, mata Teguh berkedut dengan kencang dan ekspresinya memuram.
"Teguh ..."
Xena menghela napas, lalu mendekat untuk membujuknya, "Tindakan Henry ini hanyalah sebuah gertakan, tujuannya untuk memaksamu keluar."
"Selama Liontin giok masih berada di tanganmu, dia nggak akan membunuh Nona Rina."
Setelah mengatakan itu, dia memberikan isyarat kepada Karisa.
Karisa segera menambahkan, "Itu benar, Raja Serigala, Henry juga tahu betul Nona Rina adalah cinta sejatimu. Dia hanya ingin memaksamu keluar."
Teguh juga paham akan situasi ini.
Namun.
Teguh memandang mereka berdua dan balik bertanya, "Bagaimana kalau seandainya dia benar-benar membunuh Rina?"
Xena dan Karisa membisu.
Benar juga.
Tak ada yang berani bertaruh.
"Kalau kalian ingin pergi, sekarang masih sempat."
Teguh dengan tegas berkata, "Rina adalah istri pertamaku. Kalau nggak bisa menyelamatkannya, aku nggak akan kabur dari Negara Yuarni ini sendirian."
Sedari awal, Teguh sudah bersiap untuk mempertaruhkan nyawa.
"Tapi ..."
Xena sempat ragu, lalu berkata, "Kamu akan mati!"
Teguh melihatnya dan tiba-tiba tersenyum. "Kalau begitu, aku akan mati bersama Rina."
Mereka berdua yang mendengar itu, seketika terkejut karena keteguhan hatinya sampai tak bisa berkata apa-apa.
"Tapi ..."
"Mungkin saja situasi nggak seburuk itu."
Teguh tiba-tiba teringat kantong sutra yang diberikan oleh Tejasvi.
Ia mengikuti apa yang dikatakan oleh Tejasvi dan membuka kantong sutra yang pertama.
Di dalamnya, ada sebuah peta yang detail.
Selain itu.
Dilengkapi dengan penjelasan yang detail pula di setiap gambarnya.
Teguh melihatnya dengan saksama dan langsung mengerti.
Ternyata, Tejasvi pernah datang ke Negara Yuarni sebelumnya.
Pada saat situasi khusus, dia tak tahu apakah lawan akan memasang jebakan atau tidak, jadi diam-diam menyiapkan jalan rahasia untuk kabur dari sana dengan aman.
Hal ini membuat Teguh merasa senang.
Asalkan bisa menyelamatkan Rina dari tempat eksekusi, dia bisa pergi dengan aman dari Negara Yuarni tanpa harus mengindahkan para penjaga.
"Aku sudah memutuskan."
Teguh menunjukkan peta itu kepada Xena dan Karisa, lalu berkata dengan tegas, "Tiga hari lagi, aku akan membobol tempat eksekusi. Kalian berdua ..."
"Mau ikut atau nggak?"
Xena dan Karisa bertukar tatapan, wajah mereka tampak putus asa.
Kenyataannya.
Mereka sudah mengira Teguh takkan mudah untuk dibujuk.
Kalau tidak, maka Teguh bukanlah Raja Serigala Serenara yang terkenal.
"Aku nggak masalah."
"Aku juga siap."
Mereka berdua segera mengiakan ajakan Teguh.
Kemudian, Karisa melihat Teguh dan bertanya dengan serius, "Raja Serigala, seluruh Negara Yuarni berada di bawah kendali Henry sekarang."
"Untuk membobol tempat eksekusi bukanlah hal yang mudah."
"Apa kamu sudah punya rencana?"