Bab 1845
Teguh tak hentinya berlari sepanjang jalan itu, hingga tak terasa dirinya sudah menjauh dari area gunung sejauh puluhan mil.
Namun, ...
Demi tidak meninggalkan jejak energi sejati, Teguh memilih untuk menggunakan cara paling primitif, yakni pria itu berlari dengan kedua kakinya.
Tentu saja.
Dengan kekuatan yang dimilikinya saat ini ...
Berlari dan mengejar kereta api yang melaju cepat dengan mengandalkan kedua kaki saja adalah hal mudah bagi Teguh.
"Huft ..."
Melihat keadaan sekitar yang tampak tenang ...
Teguh berhenti sejenak, lalu melangkah memasuki hutan untuk istirahat dan memulihkan energi sejati yang terkuras hebat.
"Sepertinya ..."
"Sekarang, harusnya Bayangan mereka sudah sampai di Kota Tirtamaya, 'kan?" gumam Teguh sembari beristirahat dan memandang ke arah Kota Tirtamaya.
"Oke, sekarang."
"Selama Sekte Roh Jahat masih belum menemukanku, berarti aku masih aman buat sementara."
Akan tetapi, seketika kalimat itu terhenti.
Ngungg!
Sebuah energi darah yang kuat seketika mencuat d

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda