Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Maaf, Tak SeleveMaaf, Tak Seleve
Oleh: Webfic

Bab 13 Mendidik Karyawan

Saat ini, di kantor wakil manajer. Beberapa karyawan sedang mengelilingi Gisel dan terlihat cemas, Bu Gisel, kita benar-benar nggak perlu menghadiri rapat? Apakah dia akan marah?" Gisel duduk di kursi kulit, sambil menatap kuku barunya, "Dia bisa marah apa? Hmph, hanya wanita yang naik jabatan karena tubuhnya!" Para karyawan pun mengangguk dan rasa gelisah mereka perlahan hilang. Mereka juga merasa sangat kesal. Memangnya orang baru seperti itu pantas mengatur mereka? Mereka semua bisa bekerja di Grup Yolan karena punya kemampuan. Tiba-tiba, asisten Ardelia muncul. Dia menatap jam tangannya tanpa ekspresi, "Bu Ardelia menyuruhku memberi tahu kalian, kalau sepuluh menit lagi kalian belum datang, semuanya dipecat. Sekarang tersisa delapan menit." Raut wajah mereka langsung berubah. Mereka menatap Gisel. Wajah Gisel terlihat jelek. Wanita baru itu ternyata berani juga! "Baik, suruh dia pecat saja!" kata Gisel dengan dingin. "Tapi, Kak Gisel lebih baik kita pergi saja. Kalau benaran dipecat, tamatlah nasib kita," ujar seseorang dengan cemas. "Benar, aku baru ingat, bukankah dia juga bermarga Myles? Bisa jadi dia punya hubungan dengan kantor pusat?? ujar yang lain tiba-tiba. Begitu mendengar itu, sebagian besar orang langsung berjalan ke pintu. Gisel menggertakkan gigi dan terpaksa ikut juga. Di ruang rapat. Gisel melangkah masuk di bawah tatapan banyak orang dan merasa sangat malu. "Maaf, Bu Ardelia, aku datang terlambat. Soalnya sibuk dengan riset produk baru. Oh ya, aku dengar bidang keahlian Bu Ardelia nggak ada hubungannya dengan perawatan kulit, ya? Kalau begitu, mungkin aku bicara pun kamu nggak akan paham, 'kan?" Gisel menutup mulut sambil tertawa. Beberapa orang ikut tertawa pelan, tatapan mereka penuh ejekan. "Memang nggak ada hubungannya dengan perawatan kulit," jawab Ardelia santai. Gisel semakin kesal, "Oh, Bu Ardelia pasti lebih unggul di bidang lain. Kalau begitu kami semua benar-benar beruntung, bisa dipimpin orang sehebat Bu Ardelia." Nada suaranya sinis dan disetujui oleh sebagian orang. Ardelia tetap tenang, "Kebetulan, aku tahu cara membuat produk perawatan kulit yang lebih efektif. Dulu waktu kuliah di Universitas Nancu, aku belajar ilmu kedokteran. Jadi, tema kita kali ini adalah bagaimana menciptakan produk perawatan kulit yang lebih baik." Universitas Nancu? Semua orang langsung menarik napas. Itu adalah universitas nomor satu di dunia! Mereka yang ada di ruangan ini kebanyakan lulusan universitas ternama, tapi tidak ada satu pun dari Universitas Nancu. Bisa dilihat kalau standar universitas itu sangat tinggi. Gisel sempat bengong, tapi segera tertawa terbahak-bahak. "Lucu sekali, bohong saja nggak bisa! Universitas Nancu menerima calon pewaris perusahaan besar dan pejabat tinggi untuk melahirkan calon penguasa masa depan di berbagai bidang. Dengan kemampuanmu, mana mungkin bisa masuk ke sana? Kalau kamu benar-benar bisa masuk ke sana, kamu nggak akan kerja di perusahaan kami!" "Sayangnya, aku memang kerja di sini. Gisel, duduk sekarang." Ardelia menatap ke seluruh ruangan. "Orang yang datang telat kali ini, bonus bulan ini dipotong setengah dan yang datang tepat waktu, bonusnya dua kali lipat!" Orang-orang di bawah ada yang senang dan ada yang panik. Gisel sangat marah dan ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi Ardelia sudah berkata, "Rapat dimulai." Awalnya, sebagian orang masih merasa tidak puas, tapi begitu mendengar penjelasan profesional dan usulan Ardelia, mata mereka pun berbinar. Rapat berlangsung tanpa basa-basi dan selesai dalam waktu setengah jam. Begitu Ardelia meninggalkan ruangan, suasana di dalam langsung ramai. "Aku rasa Bu Ardelia sangat hebat! Kalau dia lulusan Universitas Nancu, mungkinkah dia putri Keluarga Myles? Mungkin dia ke sini hanya buat cari pengalaman kerja saja?" "Bisa jadi juga!" Gisel mendengus sinis, "Kalian mimpi di siang bolong! Putri Keluarga Myles statusnya sangat tinggi. Sejak kecil pasti sudah dimanjakan dan disanjung semua orang. Meskipun dia ingin memahami kehidupan di level bawah, mustahil dia akan datang ke perusahaan kita. Dasar sekumpulan orang bodoh!" Dia benar-benar marah. Ardelia hanya satu kali rapat, tapi langsung berhasil merebut hati banyak orang. Sungguh menyebalkan! Ardelia kembali ke kantornya dan memeriksa berkas perusahaan. Saat ini dia tiba-tiba melihat foto duta merek kuartal ini. Wajah yang familier itu membuat Ardelia sedikit mengerutkan kening

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.